Subscribe:

Labels

Kamis, 13 Oktober 2011

POST MODERN

6. Penolakan atas subjek dan sebjektivitas, post modern sering tidak memiliki teori agensi.
Disamping Foultcault tidak menawarkan kerangka kerja normatif dan teori agensi.Foucault juga gagal menawarkan beberapa ide tentang bagaimana masyarakat menangani masalah yang dijelaskan dan membebaskan diri mereka dari masyarakat opresif yang di menghabiskan banyak waktu untuk menjelaskan dan menganalisisnya. Sebaliknya Marx tidak hanya menjelaskan kejahatan kapitalisme tetapi juga menawarkan suatu pemikiran bagaimana kejahatan kapitalis itu dapat dirobohkan. Ketidaksetiaan ide-ide semacam itu, Foulcault seringkali dianggap seseorang yang menawarkan perspektif “ kerangka besi “ pada dunia modern,tak ubahnya seperti yang ditawarkan Weber.
Ketidakpunyaan teori agensi ini lebih serius dalam contoh kajian Frederich Jameson. Bagaimanapun, Jameson tidak bisa dipisahkan dengan orientasi Marxian, dan orientasi semacam itu nampaknya akan memerlukan sebuah teori seperti itu. Kenyataannya, disamping tidak pernah mengidentifikasi subjek praksis revolusioner.

7. Teoritisi sosial post modern sangat baik sekali mengkritisi masyarakat, tetapi mereka tidak memiliki sama sekali visi apa yang semestinya dilakukan masyarakat.
Post modernis secara umum tidak memiliki sama sekali visi masa depan, versi yang lunak dari versi ini adalahteori sosial post modern tidak memiliki visi seperti itu, tapi argumen yang lebih ekstrem adalah karena ketiadaan visi semacam itu teori sosial post modern merongrong program dan tujuan-tujuan politik yang ada. Sebagai contoh setidaknya satu sisi, ketiadaan kerangka kerja normatif dan teori agensinya Foulcault sering dituduh nihilistik dan juga gagal menawarkan etika afirmatif atau visi positif masyarakat yang akan datang.
Baulrillard setidaknya secara implisit, memiliki sebuah misi masyarakat alternatif ( masyarakat yang di karakterisasi dengan pertukaran simbolis ).dan walaupun biasanya menawarkan pandangan yang sangat menyedihkan, dia juga menawarkan beberapa harapan yang samar-samar. Meskipun demikian banyak kritisme disejajarkan menurut kemungkinan-kemungkinan yang penuh harapan tersebut diantara kajian Baudrillad.

8. Teori sosial post modern pesimisme yang sangat kelam.
Secara umum teori sosial post modern cenderung menjadi pesimistik menatap masa depan, meskipun ada tanda-tanda penuh harapan di sana-sini. Pesimisme ini, dengan sukarela menerima omongan atas persaingan posisi, menyebabkan para post modernis tidak memiliki keyakinan yang kuat sedikitpun. Oleh karena itu, O’neil menguraikan bahwa post modernis memiliki kehendak untuk sukarela. Dibalik itu ada satu pemahaman bahwa semua orang bisa saja menghancurkan.

9. Beberapa teoritisi sosial post modern memiliki kecenderungan yang mengganggu untuk melakukan proses materialisasi setidak-tidaknya beberapa fenomena sosial.
Baudrillard cenderug melakukan proses materialisasi beberapa fenomena sosial, terutama sekali kode cenderung menantang kehidupan yang menyebabkan manusia melakukan hal tertentu dan tidak melakukan hal lain. Contoh, kode menggiring masyarakat untuk menciptakan serangkaian pilihan dalam bidang konsumsi yang membedakan mereka dari orang lain. Jelasnya tidak ada kode yang dimaterialisasikan, bahkan Baulrillard gagal menawarkan kepada kita cara pandang ketika kode dikaitkan kepada pemikiran dan aksi kita sehari-hari.

10. Adanya diskontinuitas besar yang terdapat pada kajian teoritisi sosial post modern, dan ini menyebabkan persoalan-persoalan yang tidak terselesaikan dan ambigu.
Ada diskontinuitas pada kajian Foulcault, terutama pada kajian awalnya yang lebih institusional dan kajiannya yang cenderung memiliki batas yang cukup tipis. Persoalan sentral namun tidak terpecahkan adalah hubungan antara institusi level makro yang merupakan titik perhatian Foulcault pada awal kajiannya dan sangat berjangkauan tentang mikro diri pada kajian yang belakangan.

11. Disamping teori sosial post modern bergulat dengan hal-hal yang mereka anggap persoalan-persoalan sosial utama, namun mereka akhirnya cenderung melupakan persoalan kunci saat ini.
Teori Sosial modern seringkali dianggap menutup mata terhadap peristiwa sosial, politik, ekonomi,dsb. Walaupun perhatian kekinian pada penindasan, Foulcault gagal mengaitkan pentingnya bentuk penaklukan kontemporer seperti penindasan kelas dan gender. Jadi Foucaulthampir menutup mata untuk menekan persoalan kita masa kini. Lebih jauh bahkan dia sama sekali tidak menjelaskan dengan rinci tentang penindasan yang dihadapi kaum gay dan lesbian. Meskipun pada kajian yang belakangan mengindikasikan perhatian pada penindasan.

12. Ketika teoritisi sosial post modern berusaha menyatukan perspektif lain, perspektif yang lebih tradisional, mereka sering kali gagal memuaskan pendukungnyadalam berbagai kemampuan teoritis.
Kekuatan besar kajian Jameson adalah upayanya untuk mensintensiskan teori Marxian dan post modernisme. Secara umu terhadap kritik-kritik post modern dia berusaha mempertahankan perspektif yang terpusat pada dunia post modern yang desentralisasi. Menggunakan sudut pandang Marxis, Best, dan Kellner yang berusaha mempersatukan posisi. Jameson tidak sependapat dengan gugatan-gugatan post modernis atas posisinya dan menjawab kritisme kultur atas teks harus ditambahkan dengan analisis ekonomi dan pasar. Kenyataannya bahwa marxismaupun Jameson menjelaskan bahwa ekonomi adalah konsekuensi akhir, tonggak akhir, dalam bentuk analisis literal dan kultural.
13. Disamping beberapa bentuk kajian mereka tidak dapat dibedakan dengan bentuk kajian modernitas, dalam kasus yang lain bentuk kajian mereka menimbulkan persoalan bagi teoritisi sosial post modern.
Bentuk kajian Baudrillard, terutama kajian akhirnya, merupakan sumber frustasi yang sangat besar dibandingkan dengan kritik. Meskipun kebanyakan buku-buku awalnya merupakan kajian akademik konvensional yang sedikit banyakya mengikuti format standart, namun banyak kajian-kajian setelah itu sangat mirip dengan bentuk post modern. Masih dalam persoalan yang sama, terutama pada teks terakhir, Baudrillard sangat menyukai hiperbol, kajiannya sering kali tidak memiliki analisis yang sistematis yang berkelanjutan.

14. Disamping seseorang bisa menjumpai para pengikut diantara mereka, para feminis sering kali mengkritisi teori sosial post modern.
Feminis telah mengkritisi penolakan post modern atas subjek, akan opsisi post modernisme terhadap yang unversal, kategori lintas budaya, terhadap perbedaan yang berlebihan, penolakannya terhadap kebenaran dan terhadap ketidakmampuannya mengembangkan agenda politis yang kritis.
Tak pelak secara umum kita bisa merunut satu demi satu kritisme post modernisme lain, tanpa mengesampingkankritisme yang sangat spesifik dari setiap teoritisi post medorn. Hal diatas memberikan pembaca pemahaman yang baik akan kritisme. Disamping keabsahan setiap teori, pembaca didorong memahami istilah teoritisi tertentu dan ide mereka dari pada generalitas secara keseluruhan

1 komentar:

Miliana mengatakan...

makasih kak udah sharing

area 4g axis

Posting Komentar