- BIOGRAFI SINGKAT
Homans terkenal karena penelitiannya dalam perilaku sosial dan karya-karyanya, termasuk Human Group, Sosial Behavior: Its Elementary Forms, teori pertukaran dan berbagai proposisi ia ditegakkan untuk lebih menjelaskan perilaku sosial. Dalam sosiologi dan psikologi sosial , Homans dianggap sebagai salah satu teori sosiologis utama pada periode dari tahun 1950 hingga 1970-an.
Homans masuk Harvard College pada tahun 1928 dengan luas konsentrasi dalam bahasa Inggris dan sastra Amerika . Dengan tinggal di lingkungan di mana orang sangat menyadari hubungan sosial, Homans menjadi tertarik pada sosiologi. Dari tahun 1934 sampai 1939 ia adalah seorang Junior Fellow dari Masyarakat terbentuk baru penerima beasiswa di Harvard, melakukan berbagai studi di berbagai bidang, termasuk sosiologi , psikologi dan sejarah. Pengaruh penting pada sudut pandang Homans adalah Joseph Lawrence Henderson, seorang ahli biokimia dan sosiolog yang percaya bahwa semua ilmu harus didasarkan pada seperangkat terpadu dan metodologis prinsip-prinsip teoritis. Homans, tanpa pekerjaan dan tidak ada hubungannya, menghadiri seminar Henderson di Harvard satu hari dan langsung diambil oleh kuliahnya. Akibatnya, Homans bergabung dengan kelompok diskusi di Harvard disebut Circle Pareto, yang dipimpin oleh Henderson dan terinspirasi oleh karya Vilfredo Pareto. Henderson sering dibahas Vilfredo Pareto di ruang kuliah.Pareto adalah seorang sosiolog yang prihatin dengan distribusi ekonomi. Teman-teori Pareto dan Henderson ceramah dipengaruhi pertama buku Homans, ditulis bersama dengan Circle sesama anggota Charles P. Curtis, yang disebut An Introduction to Pareto. Pada 1939 ia menjadi Harvard fakultas anggota, sebuah afiliasi seumur hidup di mana ia mengajar sosiologi maupun sejarah abad pertengahan . Ajaran ini membawa dia di kontak dengan karya-karya baru dalam sosiologi industri dan terkena karya antropolog fungsional. Dia adalah seorang instruktur sosiologi hingga 1941 ketika ia meninggalkan untuk melayani Angkatan Laut Amerika Serikat untuk mendukung perang. Setelah empat tahun lagi, ia kembali ke Boston dan terus mengajar sebagai seorang profesor 1946-1953, dan seorang profesor sosiologi setelah 1953. Ia kemudian menjadi dosen tamu di University of Manchester pada tahun 1953, di Cambridge University 1955-1956, dan di University of Kent pada tahun 1967. Berdasarkan kemudian teoritis tulisannya, menjadi seorang mayor teori dan tahun 1964 terpilih menjadi Presiden Asosiasi Sosiologi Amerika . Ia pensiun mengajar di tahun 1970.
- TEORI PERTUKARAN-PERILAKU
Berhubung pendekatan fungsionalisme struktural dianggap gagal dalam memberikan fenomena-fenomena baru yang muncul dalam interaksi sosial di masyarakat maka ia berusaha menyempurnakannya dengan prinsip-prinsip pertukaran sosial. Berkenaan dengan hal tersebut maka ia tinggalkan pendekatan fungsionalisme struktural dan selanjutnya menyatakan tentang pentingnya pendekatan psikologi dalam menjelaskan gejala-gejala sosial. Menurut pendapatnya dengan psikologi dapat dijelaskan mengenai faktor yang menghubungkan sebab dan akibat. Dalam hal yang menghubungkan antara sebab dan akibat hanya dapat dijelaskan oleh proposisi psikologi melalui pendekatan perilaku. Namun, pada mulanya ia juga menggunakan pendekatan ilmu ekonomi karena diasumsikan bahwa orang yang berperilaku itu memperoleh ganjaran dan menghindari hukuman. Akan tetapi, ia juga berpendapat bahwa perilaku orang itu tidak semata-mata alasan ekonomi, melainkan juga karena adanya rasa kepuasan, harga diri dan persahabatan.
George C. Homans menyatakan bahwa psikologi perilaku sebagaimana diajarkan oleh B.F. Skinner dapat menjelaskan pertukaran sosial. Adapun proposisi yang mampu memberikan penjelasan pertukaran sosial, yaitu:[2]
- Proposisi sukses, artinya semakin perilaku itu memperoleh ganjaran, semakin orang melaksanakan perilaku tersebut;
Akan tetapi proposisi ini harus diseimbangkan dengan proposisi lain. Jelas bahwa tidak semua orang memilih untuk bekerja, tidak semua siswa belajar sebelum ulangan dan tidak semua orang member senyuman.
- Proposisi stimulus, artinya apabila stimulus menyebabkan adanya ganjaran maka pada kesempatan yang lain orang akan melakukan tindakan apabila ada stimulus yang serupa;
- Proposisi nilai, artinya semakin tinggi nilai suatu tindakan maka semakin senang orang melaksanakan;
- Proposisi deprivasi satiasi, artinya semakin orang memperoleh ganjaran tertentu maka semakin berkurang nilai itu bagai orang yang bersangkutan; Apa yang dikatakan Homans sebagai kunci penjelasan ialah kejenuhan dengan ganjaran tertentu.
- Proposisi restu-agresi, artinya ganjaran yang tidak seperti yang diharapkan maka akan menyebabkan marah dan kecewa serta dapat menyebabkan perilaku yang agresif. Dalam proposisi berlapis ini Homans berbicara tentang perilaku emosional seseorang.
Teori Pertukaran sosial beranggapan orang berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan sesuatu yang memenuhi kebutuhannya. Pada pendekatan obyektif cenderung menganggap manusia yang mereka amati sebagai pasif dan perubahannya disebabkan kekuatan-kekuatan sosial di luar diri mereka.
Homans menekankan bahwa kelima proposisi itu saling berkaitan dan harus diperlakukan sebagai satu perengkat. Dalam analisis final, Homans menyatakan bahwa masyarakat dan lembaga – lembaga sosial itu benar – benar ada disebabkan oleh pertukaran sosial; dan ini akan dianalisa dengan kelima proposisi itu.[3]
- ISU KEKUASAAN
Dari tiap-tiap kelompok akan ada yang menonjol dan yang menonjol itu akhirnya akan muncul satu orang yang paling menarik perhatian orang dalam kelompok-kelompok tersebut maka muncullah kekuasaan, dalam arti ada pemimpin dan ada yang dipimpin. Dalam hal ini, pemimpin (pemegang kekuasaan) akan memperoleh penghargaan sebagai akibat tanggung jawab yang dapat dipenuhinya. Sementara orang yang dipimpin akan mendapat penghargaan karena ketaatannya, baik karena tugas yang diselesaikan maupun kesediaannya mematuhi peraturan-peraturan yang ada.
Perintah yang dipatuhi adalah perintah yang diberikan oleh pemimpin yang sah. Agar perintah dipatuhi maka pemimpin (pemegang kekuasaan) harus mempunyai wewenang. Wewenang yang dimiliki oleh pemegang kekuasaan digunakan untuk merekrut anggota dalam kelompok.
- KRITIK TERHADAP TEORI PERTUKARAN PERILAKU
Para pengkritik lain juga merasa dirisaukan oleh “manusia ekonomi” Homans – khususnya dengan asumsi mengenai semua interaksi sosial itu “fair” atau sesuai dengan prinsip distribusi keadilan. Pengkritik itu menyatakan tidak realistis bila melihat dunia sebagai suatu sistem yang cenderung kearah pertukaran seimbang. Dari kritik tersebut akan terlihat bahwa pandangan Homans tentang kekuasaan dan keadilan itu tidak tepat. Apaka perbudakan, gaji di bawah standar, atau peperangan benar – benar dapat di redusir pada prinsip pertukaran? Banyak komentator sosiologis akan berfikir sebaliknya.
Para ahli sosiologi naturalistic lain tidak bersedia meredusir sosiologi ke dalam penjelasan – penjelasan psikologis. Reduksionisme psikologi adalah sumber pertikaian bagi para ahli sosiologi yang menyatakan gejala sosial itu lahir dan memiliki karakteristiknya. Karakteristik (properties) itu tidak dapat diredusir kepada penjelasan – penjelasan psikologis.
Kesalahan khusus dari posisi reduksionis Homans ialah pada kesimpulan logisnya, bahwa reduksionisme psikologis dapat menopang sosiologi yang sudah basi. Dengan demikian, walau pertukaran informasi antara sosiologi dan psikologi sangat diinginkan demi pengertian yang utuh tentang manusia dalam masyarakat, tetapi meredusir sosiologi ke prinsip – prinsip psikologis kelihatannya tidak demi kepentingan masing – masing disiplin itu.
Walau Homans menyatakan teori pertukaran itu dapat dipaksa menjelaskan perilaku manusia di tingkat institusonal dan sub-institusional, tetapi teori itu pada dasarnya bersifat sub-institusional dan beruang lingkup mikro.[4]
DAFTAR PUSTAKA
Doyle Paul Johnson. 1986. Teori Sosiologi Klasik dan Modern. Jakarta: PT Gramedia
George Ritzer, Douglas J. Goodman. 2008. Teori Sosiologi Dari Teori Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Mutakhir Teori Sosial Postmodern. Yogyakarta: PT Kreasi Wacana
Margaret M. Poloma. 2010. Sosiologi Kontemporer. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Rachmad K.Dwi Susilo. 2008. 20 Tokoh Sosiologi Modern: Biografi Para Peletak Sosiologi Modern. Yogyakarta: AE-RUZZ Media
[1] Lihat Rachmad K.Dwi Susilo 20 Tokoh Sosiologi Modern hal 177 [2] Lihat George Ritzer dan Douglas J. Goodman Teori Sosiologi Dari Teori Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Mutakhir Teori Sosial Postmodern hal 454
[3] Lihat Margaret M. Poloma Sosiologi Kontemporer hal 65
[4] Lihat Margaret M. Poloma Sosiologi Kontemporer hal 76
0 komentar:
Posting Komentar