Subscribe:

Labels

Senin, 06 Juni 2011

Talcott Parsons


A.Biografi Talcott Parsons
Parson lahir tahun 1902 di Colorado Spring, Colorado. Ia berasal dari latar belakang religius dan intelektual. Ayahnya seorang pendeta, profesor dan kemudian menjadi rektor sebuah perguruan tinggi kecil. Parson mendapat gelar sarjana muda dari Universitas Amherst tahun 1924 dan menyiapkan disertasinya di London School of Economics. Di tahun berikutnya ia pindah ke Heidelberg Jerman.Max Weber lama berkarier di Heidelberg dann meski ia meninggal 5 tahun sebelum kedatangan Parson, pengeruh Weber tetap bertahan jandanya terus menyelenggarakan diskusi ilmiah dirumahnya dan Parson menghadirinya. Parson sangat di pengaruhi karya Weber dan akhirnys menulis disertasi di Heidelberg, yang sebagian menjelaskan karya Weber.
Parson mengajar di Harvad pada 1927 dan meski berganti jurusan beberapa kali, ia tetap di Harvad hingga akhir hanyatnya tahun 1979. kemajuan karirnya tidak begitu cepat, ia tidak mendapatkan jabatan profesor hingga tahun 1939. dua tahun selanjutnya ia menerbitkan “The Structure of Social Actions,sebuah buku yang tak hanya memperkenalkan pemikiran sosiologi utama seperti Weber kepada sejumlah sosiolog, tetapi juga meletakkan landasan bagi teori yang dikembangkan Parson sendiri.
Sesudah itu karier akademisi Parson maju pesat. Dia menjadi ketua jurusan sosiologi di harvad pada tahun 1944 dan dua tahun kemudian mendirikan departemen hubungan sosial, yang tak hanya memasukkan sosiologi tetapi juga sarjana ilmu sosial lainnya. Tahun 1949, ia terpilih menjadi presiden the American Sociological Asosiation. Tahun 1950an dan menjelang tahun 1960an, dengan di terbitkan buku seperti “The Social System (1951) Parson menjadi tokoh dominan dalam sosiologi Amerika.
Tetapi, di akhir 1960an Parson mendapat serangan dari sayap radikal Sosiologi Amerika yang baru muncul. Parson di nilai berpandangan berpolitik konservatif dan teorinya di anggap sebagai konservatif dan tidak lebih dari sebuah skema kategorosasi yang rumit. Tetapi, tahun 1980an timbul kembali perhatian terhadap teori parson, tak hanya di Amerika Serikat tetapi seluruh dunia.Harton dan Tuner mungkin terlalu berlebihan ketika mengatakan bahwa “karya Parson mencerminkan sumbangan yang lebih berpengaruh terhadap teori sosiologi ketimbang Marx, Weber, Durkheim, atau pengikut mereka masa kini sekalipun pemikiran Parson tidak hanya mempengaruhi pemikiran konservatif, tetapi juga teoritis neo marxian, tentunya Jurgen Hebermas.
Setelah kematian Parson sejumlah bekas mahasiswanya, semuanya sosiolog yang sangat terkenal, merenungkan arti penting teorinya maupun penciptaan teori itu sendiri. Dalam renungan mereka, para sosiolog ini mengemukakan pengertian menarik tentang Parson dan karyanya. Beberapa pandangan selintas mengenai Parson yang di reproduksi di sini bukan di maksudkan untuk membuat gambaran yang masuk akal, tetapi di maksudkan untuk mengemukakan pandangan selintas yang provokatif mengenai parson dan karya karyanya.
Robert Merton adalah salah seorang mahasiswanya ketika Parson baru saja mulai mengajar di Harvad. Merton yang menjadi teoritis terkenal karena teori ciptaannya sendiri, menjelaskan bahwa mahasiswa pascasarjana yang datang ke Harvad di tahun tahun itu bukan kehendak belajar dengan Parson, tetai dengan Sorokin, anggota senior jurusan sosiologi yang telah menjadi musuh utama Parsons
Generasi mahasiswa pascasarjana yang paling awal datang ke Harvad, dan tak seorang pun yang ingin belajar dengan parson. Mereka tak mungkin berbuat demikian selain karena alasan paling sederhana pada 1931 ia belum dikenal publik apalagi sebagai seorang sosiolog. Meski kami mahasiswa yang belajar dengan Sorokin yang masyhur, sehingga dari kami diharuskan bekerja dengan Parson yang tak terkenal itu. Celaan Merton tentang kuliah pertama Parson dalam teori, juga menarik, terutama karena materi yang disajikan adalah basis untuk salah satu buku teori paling berpengaruh dalam sejarah sosiologi.
B.Fase I : Aliran Aksi Sosial ( The Social Action Scholl )
Pada tahun 1937 Parsons menulis sebuah buku berjudul “The Structure of Sosial Action”.Buku yang menyangkut masalah tata sosio ekonomi dan menandai apa yang bertujuan untuk mengetengahkan “studi satu teori sosial,bukan beberapa teori sosial” dengan niat meyiapkan :”seperangkat penalaran teori yang sistematis”.Titik perhatian “The Structure of Sosial Action” adalah konsep tindakan sosial yang rasional,suatu konsep yang semula merupakan sumbangan dari Max Weber.
Teori bertindak atau teori aksi Parsons dipengaruhi oleh Durkheim,Marshall dan Pareto maupun Weber.Tetapi perlu diingat bahwa masalah utana bagi Parsons sebagai ahli teori makro bukanlah tindakan individual ,tetapi norma-norma dan nilai-nilai sosial yang menuntun dan mengatur tingkah laku.Kondisi objektif disatukan oleh komitmen kolektif terhadap suatu nilai dalam bentuk tindakan sosial tertentu.Misalnya protestanisme tidak membantu kelahiran kapitalisme apabila penganutnya tidak tunduk terhadap prinsip keagamaan.

C.Fase II : Makro Fungsionalisme
Walaupun konsep tindakan sosial tetap dipkai sebagai dasar teori,perburuan intelektual Parsons secara perlahan ternyata bergeser dari tekanan atas tindakan sosial ke struktur dan fungsi masyarakat.Konseptualisasi dibuat dalam kaitanya dengan sistem yang saling mempengaruhi.Akhirnya pada tahun 1951 Parson menulid sebuah buku berjudul “The Social System”,seperti halnya karya awal Parsons yang bertumpu pada konseptualisasi”tindakan sosial”dari Weber.Walaupun tetap memakai konsep “tindakan sosial”tetapi itu hanya merupakan elemen saja yang membetuk sistem sosial.
Parsons melihat sistem sosial sebagai satu cara dimana tindakan sosial bisa terorganisir.Disamping itu terdapat tindakan lain yang saling melengkapi yaitu ; sistem kultural yang mengandung nilai dan simbol-simbol serta sistem kepribadian para pelaku individual.Masyarakat adalah sistem sosial yang dilihat secara total.Bilamana sistem sosial dilihat sebagai suatu sistem parsial maka,masyarakat dapat berubah setiap jumlah dari sekian banyak sistem yang kecil-kecil,misalnya keluarga,sistem pendidikan dan lembaga-lembaga keagamaan.[1]


D.Fase III : Teori Sistem Yang Umum
Teori Talcott Parsons dianggap sebagai perpindahan dari teori fungsionalisme tradisional ke suatu model sistem yang umum.Teori sistem yang umum bukan berasal dari ilmu-ilmu sosial dan bukan pula perkembangan baru.Karya Parsons menunjukkan usaha pembentukan teori gigih selama empat puluh tahun.Parsons mengetengahkan kerangka yang memungkinkan berminat melanjutkan sendiri pemahamannya.Parson juga mengemukakan 3 isu :1.Konsepsi Parsons tentang teori induk; 2.kedudukan masyarakat dalam teori bertindak; 3.memasukkan unsur perubahan dalam model.Teori sistem modern atau yang umum bukan berasal dari ilmu-ilmu sosial dan bukan pula perkembangan baru.




E.Fungsionalisme Struktural Talcott Parsons
Parsons mengemukakan empat imperatif fungsional bagi sistem tindakan yaitu skema AGIL.[2]Fungsi adalah gugusan aktivitas yang diarahkan untuk memenuhi satu atau beberapa kebutuhan sistem. Parsons mendesain skema AGIL agar dapat digunakan pada semua level sistem teoritisnya Parson percaya bahwa empat imperatif fungsional yang diperlukan atau menjadi ciri dari seluruh sistem :
  • Adaptation yaitu kemampuan masyarakat untuk berinteraksi dengan lingkungan dan alam. Hal ini mencakup segala hal; mengumpulkan sumber-sumber kehidupan dan menghasilkan komoditas untuk redistribusi sosial.
  • Pencapaian tujuan adalah kecakapan untuk mengatur dan menyusun tujuan-tujuan masa depan dan membuat keputusan yang sesuai dengan itu. Pemecahan permasalahan politik dan sasaran-sasaran sosial adalah bagian dari kebutuhan ini.
  • Integrasi atau harmonisasi keseluruhan anggota sistem sosial setelah sebuah general agreement mengenai nilai-nilai atau norma pada masyarakat ditetapkan. Di sinilah peran nilai tersebut sebagai pengintegrasi sebuah sistem social
  • Latensi adalah memelihara sebuah pola, dalam hal ini nilai-nilai kemasyrakatan tertentu seperti budaya, norma, aturan dan sebagainya.
Organisme behavioral adalah sistem tindakan yang menangani fungsi adaptasi dengan menyesuaikan dan mengubah dunia luar.Sistem kepribadian menjalankan fungsi pencapaian tujuan dengan mendefinisikan tujuan sistem dan mobilisasi sumber daya yang digunakan untuk mencapainya.Sistem sosial menangani fungsi integrasi dengan mengotrol bagian-bagian yang menjadi komponennya.Akhirnya sistem kultural menjalankan fungsi latensi dengan membekali aktor dengan norma dan nilai-nilai yang memotivasi mereka untuk bertindak.
Sistem Tindakan,Inti karya Parsons pada keempat sistemnya ini terkait dengan sistem tindakannya.Kita menghadapi persoalan tatanan yang merupakan pokok perhatianya dan telah menjadi sasaran utama kritik atas karyanya.Tiga aspek utama tentang tindakan yang oleh Parsons disebut kognitif,katektif,dan evaluatif yakni “tiga model dari orientasi motivasional”.Hal ini setidak-tidaknya mengacu pada perbedaan klasik yang terkenal tentang dimensi kognitif,ketektif,dan evalutif.Menurut Parsons,kognitif merujuk pada definisi seorang aktor tentang situasi dan terminologi kepentingannya ; katektik merupakan pengujian seorang aktor untuk kepuasaannya :sedangkan evaluatif merujuk pada piliha sang aktor dan tatanan dari alternatifnya.Sedang aktor dapat menunggu secara pasif pada kejadian-kejadian yang muncul yakni suati keadaan yang disebut antisipasi atau dia dapat mencarinya secara aktif demi pencapaian dan menghindarinya,yaitu keadaan disebut “arah tujuan” yang kemudian menjadi “karakteristik seluruh tindakannya”
F.Struktur Empiris menurut Parsons
  1. Sistem kekerabatan.
Kekerabatan selalu muncul dari masyarakat,secara universal unit-unit kekerabatan melambangkan status awal seseorang dan di dalam unit-unit tersebut sosialisasi paling signifikan terjadi.Bersamaan dengan kepribadian kekerabatan berfungsi sebagai agen-agen sosialisasi yang amat strategis.Akhirnya unit-unit kekerabatan didalam pikiran Parsons secara fungsional melebur dan berorientasi kolektif dan ia tidak akan pernah terjadi sebaliknya.Bentuk-bentuk kekerabatan kini dan masa lalu memperlihatkan bahwa ada keseharusan struktural dan fungsional yang sudah pasti dan tidak ada masyarakat yang melanggarnya.
  1. b. Stratifikasi sosial
Parsons berusaha menunjukan batasan-batasan dari seperangkat keragaman strkturnya.Fakta esensial tampak adanya batasan-batasan yang agak tajam bagi variabilitas independen dari struktur intrumental dan distribusi beberapa fasilitas.Pada satu sisi ada distribusi ganjaran sedangkan pada sisi yang lain pelapisan dan ketidaksamaan merupakan sesuatu yang inheren di dalam “kompleksitas instrumental itu sendiri”.Dengan adanya elaborasi pembagian kerja tersebut ada kecenderungan inheren untuk membedakan 2 ujung baik yang memiliki implikasi inferioritas ataupun superioritas.
  1. c. Kekuasaan
Kebutuhan diskusi Parsons tentang pengelompokan yang bersifat empiris kelihatan menonjol.Dalam bagian kecil bukunya berbicara tentang tekanan,kekuasaan dan konflik,tetapi sebelum atau sesudahnya dia tidak menerapkan konsep ini dalam skema analisa abstraknya.Dimana sistem menilai secara umum yang diagungkannya terkesan hampur terpisah.Ketika dia berbalik lagi pada masalah tekanan kekuasaan dan konflik,maka dia memaparkan hal tersebut lebih rumit lagi.
  1. d. Agama dan nilai
Parsons menunjukan disini terdapat keharusan,sehingga agama merupakan suatu lembaga yang perlu didalam suatu masyarakat.Ketakutan akan mati,pemisahan antara cita-cita dan aktualisasinya,ketakutan yang tidak beralasan dan kejahatan yang tidak dihukum,merupakan sebagian kecil kondisi-kondisi tersebut yang membuat agama itu sesuatu yang tidak dapat dielakkan lagi.Dalam pengalaman di Uni Soviet sebagai bukti dimana lembaga sosial semacam itu dibatasi dan tatkala masyarakat berusaha melakukan opercobaan-percobaan diujung pembatasan itu atau diluarnya dan mereka mengalami kegagalan.Parsons mengatakan agama komunisme telah menggunakan tekanan namun didalam kenyataannya penggunaan itu telah melemahkan agama jadi gerakan komunisme telah menguatkan dan memenangkannya.
G.Konsep Tentang Keseimbangan
Asumsi Parsons yang eksplisit adalah bahwa keseimbangan sosial yakni kelangsungan pola-pola sosial,bukanlah sesuatu yang problematis dan tidak membutuhkan penjelasan,hanya perubahan yang membutuhkan penjelasan.Misalnya seorang suami yang secara terus-menerus memberikan bunga dan permen untuk istrinya pada kesepatan upacara tertentu ,misalnya dalam perayaan ulang tahun dan hanya pada kesempatan seperti itu.Kemungkinannya adalah istri akan berkurang kepuasanya dan respons yang wajar terhadap hadiah dari suaminya tersebut.
Tidak ada sesuatu yang tidak problematis atau otomatis tentang kelangsungan dari harapan-harapan normatif atau sistem-sistem nilai.Pandangan Parsons bahwa tatanan sosial didasarkan atas nilai-nilai yang umum,jelas bertentangan dengan yang dikemukakan olah Max Weber,yakni masyarakat ditandai dengan keragaman nilai-nilai selalu mempertarungkan antara satu dengan yang lainnya.Nilai-nilai tersebut tidak juga jatuh dari langit maupun mengontrol secara mandiri dari suatu kelompok atau strata sosial tertentu.Disaat mengupayakan melembagakan suatu sistem nilai yang lebih utuh ,maka nilai-nilai tersebut secara khas mendukung kepentingan suatu kekuasaan dan harga diri.
Oleh karena itu ,sering upaya seperti ini dijumpai bentuk tekanan oposisi .Akhirnya hal ini tidak bisa diasumsikan bahwa setiap generasi akan menerima nilai-nilai tertentu sebagai suatu hal yang paling akhir.
H.Kritik Terhadap Teori Parsons
Gambaran Parsons tentang orang,masyarakat dan teori berada dalam kubu naturalistik yaitu aliran utama dalam sosiologi,sebagaimana ditunjukkan asumsinya melalui orang.Dalam kontinum gambaran tentang orang,jelas cenderung ke arah sudut determinis.Dalam bertindak manusia selalu bersifat sengaja atau rasional tetapi tindakan itu dikendalikan internalisasi nilai dan norma sosial.Gambaran Parsons ,mengenai manusia dikatakan sebagai mahkluk yang mencari sendiri dan dalam merumuskan berbagai kebutuhan mampu mengambil keputusan juga tetapi juga dirintangi oleh nilai dan norma sosial serta kondisi-kondisi situasional.Tetapi pada umumnya dapat dikatakan yang menjadi titik vokal dalam teori ini adalah sistem bertindak,bukan orang-orang.
Kritik dasar pada cara Parsons melihat masyarakat ialah bias konservatif fungsionalisme struktural dan kelemahannya untuk lebih memahami perubahan sosial yang berjalan cepatdan bersifat revolusioner.Parsons telah coba beralihke usaha untuk memperbaiki model fungsional tetapi perbaikan-perbaikan tersebut hanya menjelaskan perubahan sistem sosial yang berjalan lambat,ia tetap gagal menjelaskan perubahan revolusioner dan kekerasan.
Parsons menguraikan gerak masyarakat kearah modernitas,tetapi seluruh substansi gagal memberi penjelasan yang detail tentang bagaimana suatu masyarakat bergerak dari suatu tahap ke tahap lainya.Bagi kebanyakan orang skema evolusioner Parsons tidak lebih dari barang lama kemasan baru.
Inti teori Parsons bahkan dikritik habis-habisan oleh para sosiolog yang juga penganut teori naturalistik.Komitmen Parsons pada isu teoritis dasar disesalkan oleh banyak sosiolog naturalistik,karena gagal mengetengahkan proporsi-proporsi yang dapat diuji secara empiris.Sosiolog banyak melihat teori Parsons sebagai orientasi teoritis yang umum daripada teori sosilogi murni.
DAFTAR PUSTAKA


Margaret.M.Poloma,Sosiologi Kontemporer,Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada

Doyle Paul Johnson.1986,Teori Sosiologi Klasik dan Modern,Jakarta : PT.Gramedia
George Ritzer dan Douglas J.Goodman.2010,Teori Sosiologi Dari Teori Sosiologi Klasik

Sampai Perkembangan Mutakhir Teori Sosial Postmodern,Bantul : Kreasi Wacana
Irving M.Zeitlin , Memahami Kembali Sosiologi,Yogyakarta : UGM Press

[1] Lihat : Margaret M.Poloma,Sosiologi Kontemporer ( 170-171 ) 2.Lihat : George Ritzer dan Douglas J.Goodman, Teori Sosiologi Dari Teori Sosiologi Klasik  Sampai Perkembangan Mutakhir Teori Sosial Postmodern ( 256-257 )

1 komentar:

Unknown mengatakan...

AGEN TOGEL & SLOT TERBAIK & TERPERCAYA.
TERSEDIA DEPOSIT BANK, OVO, GOPAY, DANA, LINKAJA
dengan minimal deposit 25 rb
Untuk Pulsa dimulai dari 10RB
dan ada promo TANPA POTONGAN!

hanya ada… di zeusbola!

Segera Hubungi Customer Service Kami Melalui
Whatsapp : +6282277104607


Posting Komentar