Cristaller, seorang geograf Jerman pada tahun 1933 menerbitkan gagasannya berupa buku tentang teorinya yang kini dikenal dengan sebutan Central Place Theory. Christaller membayangkan wilayah sebagai dataran yang homogen dengan penduduk yang rata. Penduduk tersebut memerlukan berbagai barang dan jasa, seperti makan, minum, pakaian, pelayanan dokter dsb. Semua hal tersebut memiliki 2 hal khusus. Pertama disebut “ range “ yaitu jarak yang perlu ditempuh orang untuk mendapatkan barang kebutuhannya. Range untuk mebiler dibandingkan range untuk susu, karena mobiler itu mahal dan memerlukannya hanya kadang-kadang saja.
Adapun “ Treshold “ suatu barang adalah minimum penduduk yang diperlukan untuk kelancaran atau kesinambungan suplai barang. Bandingkan kasus sebuah toko kecil yang menjual makanan dan minuman dengan toko emas. Untuk lakunya yang pertama tak diperlukan jumlah penduduk yang banyak, tetapi toko emas memerlukan tershold yang banyak. Barang dan jasa ber-treshold besar dan ber-range besar disebut barang dan jasa yang rendah, tersholdnya kecil dan barangnya terbatas. Sudah selayaknya barang dan jasa tingkat tinggi terdapat di kota-kota yang penduduknya banyak.
Kota-kota tersebar didataran sebagaimana dibayangkan Christaller tadi, disebutannya central place yakni kota menyediakan berbagai barang dan jasa untuk wilayah disekelilingnya dengan membentuk suatu hirarkhi. Untuk melayani permintaan di tempat-tempat kecil yang tersebar luas, disediakan barang dan jasa tingkat rendah. Kota yang melayani barang dan jasa tingkat rendah dan tinggi sekaligus, jumlahnya pasti lebih sedikit. Makin tinggi tingkat barang dan jasa, makin besar range nya dari penduduk ditempat kecil, kota yang besar itu terdapat pasar yang besar.
Untuk menggambarkan wilayah-wilayah yang saling bersambungan atau meluaskan, Christaller memakai bentuk hexagon, lingkaran-lingkaran yang mencerminkan wilayah yang saling tumpang tindih. Masing-masing overlap menurut Christaller dibelah sama dengan garis lurus, maksudnya adalah bahwa orang dalam hal berbelanja menuju pusat yang terdekat. Dengan membayangkan hexagenal itu, lalu tercipta hirarkhi pemukiman dan wilayah pasaran.
SUMBER : Geografi Kota dan Desa (Drs. N. Daldjoeni)
Selasa, 06 Desember 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar