Subscribe:

Labels

Rabu, 23 Maret 2011

Karl Max



Riwayat Hidup Karl Marx
            Marx lahir di Trier, di daerah Rhine pada tahun 1818. Ayah Karl Marx bernama Heinrich sedangkan ibunya Henrietta yang berasal dari keluarga rabbi Yahudi. Tetapi Heinrich Marx memperoleh pendidikan sekuler, dan mencapai kehidupan borjuis yang cukup mewah sebagai seorang pengacara yang berhasil. Dia dan keluarganya masuk Protestan dan diterima di gereja Luteran. Dalam kehidupan Marx menekankan pandangan bahwa kepercayaan-kepercayaan agama tidak membawa pengaruh paling penting terhadap perilaku tetapi sebaliknya kepercayaan agama itu mencerminkan faktor-faktor sosial ekonomi yang mendasar. Sesudah Marx mempelajari hukum di Universitas Bonn, dia kemudian pindah ke Universitas Berlin. Hegel sudah mati saat Marx pindah di universitas tersebut yang semangat dan filsafatnya masih menguasai pemikiran filosofis dan sosial. Penganut Hegelian Muda mempunyai pendirian kritis dan tidak mengahargai pendapat-pendapat Hegel.
            Hegel sudah mengemukakan filsafat idealistisnya dengan mana dia berusaha menjelaskan pola-pola perubahan dan perkembangan sejarah yang luas. Inti model pemikirannya adalah analisa dialektik yang berintikan pandangan mengenai pertentangan antara tesis dan antithesis serta titik temunya yang akhirnya membentuk sintesa baru, kemudian menjadi tesis baru dan dalam pertentangan ini muncul antithesis baru dan kedua tesis yang saling bertentangan ini tergabung dalam satu sintesa baru yang lebih tinggi tingkatannya. Model pemikiran ini adalah abstrak. Model abstrak Hegel meliputi penolakan atas ide-ide yang ada dan penggantianya dengan ide-ide baru yang bertentangan. Melalui proses roh akal-budi (spirit of reason) nampak dalam tahap-tahap sejarah yang beruntut sebagai satu seri ide-ide yang bertentangan dipertemukan pada tingkatan-tingkatan yang lebih tinggi. Kemajuan sosial mencerminkan terbukanya roh akal-budi begitu dia menampakkan dirinya dalam sejarah. Perjuangan terus menerus merupakan unsur dasar dalam model pemikiran Hegel mengenai perubahan sosio-budaya.
            Pandangan Hegel bersifat idealistik yang artinya dia percaya bahwa kekuatan yang mendorong perubahan sejarah adalah munculnya ide-ide dengan mana roh akal-budi menjadi lebih lengkap manifestasinya. Ada suatu perubahan menuju satu posisi politik yang lebih konservatif.  Reaksi Marx terhadap Hegel dipengaruhi oleh pengetahuannya mengenai ide-ide pengikut Hegelian Muda yang kritis juga pemikiran Hegel itu sendiri. Marx tetap mempergunakan bentuk analisa dialektik (yang meliputi kepekaan terhadap kontradiksi-kontradiksi internal dan perjuangan antara ide-ide lama dan ide-ide baru serta bentuk-bentuk sosial) tetapi dia menolak idealism filososif dan menggantikannya dengan pendekatan materialistik. Sesudah menyelesaikan disertasi doktornya, Marx ingin masuk ke karir akademis namun sponsornya Bruno Bauer dipecat dari pos akademisnya. Dengan tertutupnya pintu akademis Marx mendapat tawaran menulis di surat kabar Rheinishe Zeitung. Pendirian radikal-radikal surat kabar itu mencerminkan oposisi kaum borjuis terhadap sisa-sisa sistem aristokrasi-feodal kuno. Marx diangkat sebagai pemimpin redaksi surat kabar tersebut, dia memperjuangkan gerakan-gerakan petani dan orang miskin. Tidak lama dia bekerja disana surat kabar tesebut mendapat tekanan dan setah pernikahannya dengan Jenny von Westphalen kemudian mereka pindah ke Paris. Paris pada masa itu merupakan pusat liberalisme dan radikalisme sosial dan intelektual yang penting. Tanggapan Marx terhadap ide-ide tersebut dipengaruhi oleh kaum Hegelian Muda. Keyakinan tersebut membuat dia menolak asumsi bahwa penyalahgunaan sistem kapitalis yang luas itu dapat dihilangkan oleh suatu perubahan sosialis yang hanya didukung oleh elit intelektual. Dia menentang gagasan bahwa penyimpangan-penyimpangannya dapat dilenyapkan tanpa suatu perubahan struktur sosial dan kesadaran manusia secara total.
            Marx melihat meluasnya mentalitas dunia pasar yang bersifat impersonal itu ke hubungan-hubungan sosial dan struktur sebagai satu sumber alienasi yang paling mendalam. Peristiwa yang paling menentukan yang terjadi di Paris adalah pertemuannya dengan Friedrich Engels. Dia terkesan dengan akan keberhasilan Marx dalam analisa ekonominya. Marx terdorong mengintegrasikan analisa ekonomi dan filsafat sehingga dia membuat buku yang berjudul Economic and Philosophical Manuscripts, kemudian mereka memulai karya mengenai suatu interprestasi komprehensif tentang perubahan dan perkembangan sejarah sebagai alternatif terhadap interpretasi Hegel mengenai sejarah. Kondisi-kondisi materil serta hubungan-hubungan sosial yang muncul dari kondisi tersebut merupakan dasar perkembangan intelektual atau kekuatan yang mendorong perubahan-perubahan sejarah bukan munculnya ise atau pertumbuhan akal budi. Karya tersebut berjudul The German Ideology.
            Marx di usir oleh pemerintah Paris karena terganggu oleh tulisan-tulisannya kemudian dia pindah di Brussel. Disana dia melakukan kontak dengan buruh-buruh dan cendikiawan, kenalan baru ini sudah terlibat dalam League Of The Just yang sudah dibubarkan. Setahun kemudian Marx dan Engels bertolak ke Inggris, mereka membentuk panitia surat menyurat. Mereka di undang untuk mengikuti Communist League. Marx ditugaskan untuk membuat pernyataan yang akan menjadi program teoritis untuk organisasi tersebut. Marx di undang kembali ke Paris dengan pemerintahan yang baru. Gerakan revolusioner dengan cepat mendapat sambutan di seluruh negara Eropa. Marx kembali ke Jerman dan menerbitkan Neue Rheinishe Zeitung yang dengan cara ini mempengaruhi arah revolusi tersebut. Marx melihat periode ini sebagai awal suatu titik balik sejarah yang penting akan segera menuju ke satu kulminasi proses perubahan sosial yang mendasar yang sudah dimulai sejak revousi Perancis. Dia tidak seperti beberapa revolusioner mengenai kelas buruh, mendukung suatu gabungan anatra kelompok borjuis dan ploretariat sampai dominasi asirtokrasi dilenyapkan. Sementara kelompok borjuis berdebat tentang bagaimana terus maju dan beberapa kelompok ploretariat menuntut suatu revolusi proletar dengan segera walaupun kondisi-kondisi materil dan sosial belum mencukupi, kekuatan-kekuatan konservatif berinisiatif untuk kembali bersama kelompok borjuis dalam suatu posisi yang lebih berkuasa lagi. Marx di usir dari Jerman dan dia tidak boleh tinggal di Paris. Kemudian dia menetap di London.
            Keadaan ekonomi Marx memprihatinkan. Dia terus menulis yang paling terkenal adalah The Class Struggles in France dan The Eighteenth Brumaire of Louis Bonarpate. Kedua esai ini menerapkan metode materialisme histirisnya Marx dengan berusaha untuk mengungkapkan kondisi-kondisi sosial dan materil yang mendasar yang terdapat di bawah permukaan perjuangan-perjuangan ideologis yang dinyatakan hanya dengan kondisi-kondisi itu. Marx dapat mencari uang dengan menulis artikel-artikel mengenai peristiwa di Eropa dalam New York Daily Tribune. Pusat perhatian Das Kapital adalah kontradiksi internal dalam sistem kapitalis. Kontradiksi ini mendorong dinamisme sistem itu secara meluas, tetapi sekaligus merupakan benih-benih perubahan radikal terakhir. Dia menerbitkan beberapa karya persiapan termasuk suatu Outline of Critique of Political Economy, A Contribution to the Critique of Political Economy dan Introduction. Kesulitan Marx dalam membuat buku yang komprehensif yang sudah direncanakannya itu sebagian disebabkan oleh kekuatiran keuangan yang dihadapinya, sebagaian karena kesehatannya yang menurun, dan sebagaian juga karena keterlibatannya dalam masalah politik serta konflik gerakan sosialis revolusioner. Marx merupakan seorang katalisator untuk tiga orientasi intelekttual yang berbeda. Sumbangan teoritisnya banyak diambil dari metode dialektik Hegel dan historisme Jerman, dari teori politik Inggris dan dari pemikiran sosialis Perancis.
Marx dan Materialisme Historis
            Dalam teori Marxis kegiatan manusia yang paling penting adalah kegiatan ekonomi. Dalam pidato Engels di makam Marx menyatakan bahwa “manusia pertama kali harus makan, minum, mempunyai tempat tinggal dan pakaian, sebelum berpolitik, ilmu pengetahuan, seni, agama dan sebagainya”. Pandangan Marxisme adalah “produksi sarana subsistensi membentuk landasan yang diatasnya institusi negara, konsepsi hukum, seni dan bahkan gagasan tentang agama, dari orang-orang yang bersangkutan berevolusi”.
            Materialisme historis adalah terdapat pola yang cukup pasti dalam hal cara masyarakat di berbagai tempat di dunia, pada berbagai masa dalam sejarah, mengorganisasi produksi benda-benda  materil. Mode produksi merupakan semua masyarrakat yang ada sejak dahulu hingga kini menunjukan salah satu dari lima cara mengorganisir produksi. Kelima mode yaitu komunis primitif, kuno, feodal, kapital dan komunis. Menurut Marx pada semua masyarakat non-komunis pada mode kuno, feodal dan kapitalis hanya ada dua kelas yang penting. Ada kelas yang memiliki sarana produksi ini menjadi harta kekayaan mereka dan ada kelas yang tidak memiliki. Dalam teori Marxis ini menjadi ciri kunci masyarakat non-komunis setiap masa dalam sejarah. Produksi barang material (aktivitas manusia yang paling penting), selalu terjadi dengan melakukan eksploitasi tenaga kerja mayoritas, yakni kelas yang tidak memiliki sarana produksi oleh kelas minoritas, yang memiliki sarana produksi dan tidak mengerjakan sendiri. Hubungan antar kelas adalah hubungan konflik. Tidak ada kelas pada mode komunis, baik komunis primitif maupun komunis biasa. Pada komunis primitif, masyarakat tidak memproduksi surplus karena lingkungan mereka yang tidak bersahabat, kekurangan teknologi know how atau keduanya. Hal ini terjadi karena mereka hanya memproduksi kebutuhan secukup hidup karena setiap orang harus bekerja sehingga tidak ada kekayaan yang surplus sehingga tidak ada perbedaan kelas pada masing-masing orang. Pada mode komunis biasa, tidak ada perbedaan kelas pada masing-masing orang karena kekayaan pribadi telah dihapuskan sehingga orang tidak bisa memiliki sarana produksi. Dikarenakan mode produksi ini dihasilkan dengan cara eksploitatif, maka disebut kelas dominan dan pada kelas yang memiliki namun dieksploitasi untuk melakukan pekerjaan produktif disebut dengan subordinat.
            Menurut Marx, sejarah masyarakat manusia adalah sejarah berbagai macam sistem produktif yang berbasis eksploitasi kelas karena pembagian sejarah setiap masyarakat ke dalam suatu masa didominasi oleh produksi tertentu dengan hubungan kelas khas itu sendiri. Semua masyarakat akan mengalami masa ini dalam sejarah dan kelak akan berubah menjadi komunis dikarenakan tidak semua masyarakat mampu untuk berevolusi dengan kecepatan yang sama. Semua mode non komunis memiliki kesamaan produksi barang dengan menerapkan dominasi dan eksploitasi antara satu kelas dengan kelas yang lain, yang membedakannya adalah siapa yang menjadi anggota pada masing-masing kelas itu. Setiap mode non komunis memiliki kelas dominan dan begitu pula kelas subordinat.
            Pada masa mode produksi kuno, masa ini muncul dari mode komunis primitif yang subsisten karena perbaikan teknologi. Hal ini lalu mendorong pembagian kerja yang lebih kompleks dan lebih memungkinkan daripada ekonomi subsistensi serta hal ini berakibat adanya kelas dominan yang bukan produsen muncul. Ciri yang menonjol dari hal ini adanya kekayaan yang dimiliki oleh sebagian orang yang lebih berkuasa atau lebih tepatnya pada masa mode produksi kuno ini dikenal sebagai produksi yang berbasis perbudakan. Pada masa ini, produksi memakai tenaga manusia secara paksa karena mereka lebih mudah dimiliki sebagai kekayaan oleh sebagian orang. Hal yang menyebabkan mode produksi ini runtuh karena kekuasaan negara yang mengalami kemerosotan karena semakin lama semakin sukar bagi negara untuk mengontrol penduduk yang tinggal di bagian jajahan yang jauh sehingga perbudakan pada masa ini lambat laun menghilang karena dianggap tidak relevan.
            Pada masa produksi feodal menjelaskan tentang kemampuan para pejuang perang atau bangsawan mengendalikan wilayah lokal yang kecil dengan kekuatan senjata untuk menundukkan dan mengeksploitasi tenaga kerja pertanian. Dalam feodalisme, kelas dominan mengontrol tanah dan menjadi tuan tanah, sedangkan kelas subordinat menjadi pelayan. Produksi pada masa ini memakai tenaga kerja orang-orang yang bekerja agar tetap hidup karena tenaga kerja ini tidak memiliki tanah dan menyewa tanah, mereka diwajibkan untuk menyerahkan sebagian besar hasil sebagai biaya sewa. Feodalisme menguasai Eropa dari masa kegelapan hingga awal masa modern. Hal yang menjadi kejatuhannya dan membantu mewujudkan suatu produksi yang baru, yang berdasar pada suatu bentuk eksploitasi kelas yang baru. Pertama adanya kekuasaan politik yang sentralistis yang kuat dibangun kembali di Eropa dalam bentuk besar. Hal ini memungkinkan negara cukup luas mengontrol daerah yang berada di bawah kekuasaan di Eropa agar sistem hukum itu sesuai kepentingan dapat dibuat dan dilaksanakan, serta adanya kesempatan bagi aktivitas ekonomi juga diperluas agar persebaran perdagangan lebih dimungkinkan. Kedua, sebagai akibat dari perubahan yang dibawa oleh revolusi pertanian karena revolusi pertanian ini menjdai semakin rasional dan efisien. Salah satu konsekuensi yang paling signifikan adalah akta pembatasan/enclosures acts, akta ini melarang digunakannya lahan kosong di sepanjang wilayah kekuasaan feodal oleh pekerja yang tidak memiliki tanah untuk subsistensi mereka karena lahan ini digunakan oleh pengusaha feodal yang memakai mesin dalam pekerjaannya sehingga para pekerja pertanian dibuat tidak memiliki tanah sama sekali. Sebagaimana dikatakan Marx “domba memakan manusia”, yang berarti tanpa memiliki tanah, tak memiliki sarana untuk subsistensi, para pekerja terpaksa untuk menjual tenaga kepada majikan demi upah dan pasaran kerja muncul untuk yang pertama kalinya.
            Masa produksi kapitalis memiliki karakter kelas yang baru, tenaga kerja dari kaum proletar dapat dibeli oleh kaum borjuis. Oleh sebab itu, kapitalisme di Inggris berkembang sebelum industrialisasi. Pada masyarakat kapitalis, karakter kepemilikan tanah pada kaum kapitalis berubah. Kepimilikan produktif dalam bentuk tanah yang berawal dari kaum proletar yang bekerja mengolah tanah itu dimana produksi industrial mendorong munculnya investasi kapitalis pada pabrik dan mesin, sedangkan kaum proletar sebagai tenaga kerja industri yang manual. Sekarang, kepemilikan sarana produktif biasanya mengambil bentuk investasi modal simpanan dan saham, tidak lagi memiliki dan mengontrol secara aktual produksi itu sendiri. Meski terjadi perubahan sifat dan ciri kepemilikan produktif dalam masyarakat kapitalis, bagi Marxis karakter hubungan kelas antara pemilik dan bukan pemilik kekayaan pada dasarnya sama yaitu mode produksi berbasis kelas walaupun kaum borjuis tidak membuat sendiri barang produksi, tetapi mereka memiliki sarana produksi itu dan mereka akan mengambil keuntungan dari perbedaan biaya itu untuk membayar pekerja proletar dengan nilai barang yang dihasilkan pekerja upah rendah itu dimana pekerja selalu dibayar lebih rendah daripada barang yang diproduksi.
            Peranan suprastuktur pada ciri batasan sosiologi marxis adalah pandangan berupa aktivitas ekonomi sebagai arsitek yang merancang aspek-aspek lain kehidupan manusia atau disebut dengan cara mengorganisir infrastuktur/basis ekonomi dimana kegiatan ekonomi memiliki basis dari semua aspek lain dalam masyarakat itu. Sisa dari organisasi sosialnya/aktivitas non ekonomi dan gagasannya, keyakinan dan falsafahnya adalah yang disebut dengan suprastruktur. Pemakaian istilah suprastruktur ini menekankan cara dimana suatu suprastruktur dalam masyarakat ini diciptakan oleh basisnya atau seperangkat aktivitas yang dibangun atas dasar basisnya.
Institusi
            Institusi menerangkan pada tingkat struktur sosial, institusi ekonomi pada setiap masa selalu diorganisir sedemikian agar menguntungkan mode produksi. Sebagai gambaran, diterangkan pada keluarga dan pendidikan. Pada pendidikan, kebanyakan analisis Marxis menaruh perhatian pada cara dimana keluarga cenderung mendorong dan mereproduksi hubungan hirarki yang tidak elagiter, bertindak sebagai katub pengaman, dan meredam rasa kurang senang, sehingga hal itu menyebabkan keluarga kehilangan isi revolusioner. Dengan menyediakan tempat dimana tempat anak-anak dikonsepsikan, dilahirkan, dan dibesarkan dengan aman, serta keluarga menyiapkan tenaga kerja untuk masa depan. Pada saat yang sama dengan menawarkan pusat relaksasi, rekreasi, penyegaran dan istirahat, keluarga membantu untuk meyakinkan bahwa kekuatan tenaga kerja masa kini kembali bekerja dengan kapasitas yang diperbaharui dan diperkuat. Inilah yang dimaksud bahwa keluarga mereproduksi tenaga kerja atas dasar generasi selain keseharian. Pada pendidikan, sistem yang digunakan mencerminkan organisasi produksi dalam masyarakat kapitalis dimana fragmentasi sebagian proses pekerjaan tercemin menjadi paket-paket kecil pengetahuan dan diceraikan dari semua subyek yang lain karena kurangnya kontrol terhadap proses ilmu yang diterima. Analisis cara dimana karakter institusi non ekonomi menguntungkan sistem produksi yang nampaknya sangat sejajar dengan fungsionalisme. Analisis suatu institusi adalah pengidentifikasian peranan positif dalam sistem. Pembahasan tentang kehidupan keluarga dan sekolah yang menguntungkan kapitalisme dapat dikatakan sebagai identifikasi fungsi yang dijalanakan institusi tersebut dalam memenuhi kebutuhan kapitalisme. Perbedaan penting di antara keduanya adalah cara masing-masing mencirikan sistem dan kebutuhan siapa saja yang sedang dipenuhi olehnya.
Ideologi
Pada tingkatan ide, hubungan antara basis dan suprastruktur jelas dalam hal menonjolnya keyakinan-keyakinan tertentu pada setiap masa yang juga mendukung organisasi produksi. Hal ini khususnya penting pada masyarakat di mana aktivitas memproduksi barang melibatkan eksploitasi banyak penduduk, membuat mereka tidak setara dan tidak beruntung. Dalam pandangan marxis, cara yang paling efektif untuk menjadikan mereka tunduk adalah melalui pikiran  mereka sendiri, yakni gagasan dan keyakinan mereka. Pendekatan marxis terhadap dunia gagasan dalam suatu masyarakat kelas adalah perhatiannya kepada hakikat ideologis dari keyakinan. Ideologi adalah sistem keyakinan yang melegitimasi sistem produksi berbasis kelas yang membuatnya seolah benar dan adil, dan atau mengaburkan realitas atas konsekuensi-konsekuensi dari kesadaran orang. Marxis mengkonsepsikan masyarakat kelas tetap bertahan karena komitmen individu-individu terhadap keyakinan ideologi yang sama. Disini, sosialisasi menentukan apa yang dipikirkan orang tentang keuntungan adanya kelas yang memiliki kekayaan, dan terpeliharanya sistem.
Gagasan dan nilai-nilai bertindak sebagai ideologi, memelihara struktur yang ada, yang tanpa dukungan ideologi itu struktur itu akan runtuh. Marxisme berpendapat bahwa meskipun dari masa ke masa kelas dominan itu kerap kali benar-benar menerapkan pemaksaan demi mempertahankan kekuasaan dan supremasinya, tidak berarti bahwa tanpa pemaksaan itu eksploitasi tidak ada. Pada masyarakat kontemporer misalnya, marxis maupun fungsionalis menunjuk peranan penting yang dimainkan oleh institusi seperti keluarga, sistem pendidikan, dan media massa dalam mempromosikan keyakinan dan nilai-nilai pegangan umum tertentu. Perbedaan esensial antara fungsionalis dan marxis adalah interpretasi mereka terhadap peranan dari proses sosialisasi yang memantapkan institusi tertentu. Bagi fungsionalis, proses sosialisasi adalah cara kita mempelajari gagasan-gagasan yang kita perlu ketahui agar kita dapat berpikir dan bertindak sebagaimana yang dikehendaki oleh sistem sosial. Bagi marxis, sosialisasi adalah cara kita mempelajari gagasan-gagasan yang berfungsi menyembunyikan dari pandangan kita, atau yang membenarkan penafsiran yang menyembunyikan, karakter yang sesungguhnya dari masyarakat berkelas. Bagi kedua teori ini ada kebudayaan yang menonjol yang dipelajari orang melalui sosialisasi. Perbedaan diantara keduanya terkait pada apa yang dilakukan oleh kebudayaan itu. Bagi fungsionalis, kerja kebudayaan adalah memantapkan integrasi sosial. Bagi marxis, kerja kebudayaan adalah memantapkan ketidaksetaraan dan dominasi sosial.
Ideologi Di Inggris Masa Kini
Menurut pandangan Marxis, tipe gagasan di Inggris yang membantu melestarikan kapitalisme dalam masyarakat ini adalah memecah perhatian warga masyarakat dari realitas ketidaksetaraan kelas, mereproduksi kebutuhan akan barang-barang dengan cara mendorong konsumerisme, mendorong kelas yang berorientasi upah agar mereka menerima peranan subordinat mereka, menjustifikasi ketidaksetaraan di antara kedua kelas. Pendekatan marxis mengenai suprastruktur inggris masa kini dapat digambarkan sebagai berikut
Institusi yang Terbagi-Bagi
Menurut Marx, produksi kapitalis adalah eksploitatif. Alasan utama mengapa produksi kapitalis ini tetap hidup adalah karena institusinya terbagi-bagi sehingga perhatian terhadap realitas eksploitasi pun terpecah-pecah.
Konsumerisme: Reproduksi Kebutuhan
Kapitalisme tergantung pada reproduksi kebutuhan. Tiap institusi sosial yang mempromosikan pembelian barang tertentu akan mengekalkan produksinya oleh sarana kapitalis di mana kita didorong untuk mengkonsumsi dengan menggunakan iklan.
Kepasrahan Pekerja Menerima Subordinasi
Kapitalisme tergantung pada sejumlah besar penduduk yang selalu disosialisasikan agar menerima peranan subordinat mereka. Dalam keluargalah kita pertama kali mempelajari makna otoritas dan mematuhinya.
Pembenaran Ketidaksetaraan
Kapitalisme tergantung pada ketidaksetaraan yang melekat, apabila diakui, akan diterima sebagai hal yang adil. Di dalam kelaslah kita pertama kali berhadapan dengan ketidaksetaraan yang tak terhindarkan. Di dalam kelas kita belajar bahwa manusia tidak hanya memiliki kemampuan yang lebih baik atau lebih buruk. Marxis berpendapat bahwa analisis hubungan antara infrastruktur dan suprastruktur menunjukkan kepada kita banyak hal tentang kekuasaan dalam masyarakat berkelas. Kelas dominan menguasai dan mengendalikan, tetapi tak berarti harus menjadi penguasa pada institusi secara resmi yang mengambil keputusan. Dalam kata-kata Marx: “gagasan tentang kelas penguasa, pada setiap masa, adalah gagasan penguasa”.
Kesadaran Semu dan Kesadaran Kelas
            Konsep kesadaran semu dan kesadaran kelas sangat penting dalam teori Marxis. Kesadaran kelas subordinat mengenai realitas adalah semu atau salah. Munculnya kesadaran kelas pada kelas subordinat itulah yang menjadi kunci pembuka revolusi yang meruntuhkan mode produksi dan kelas dominannya. Kesadaran semu kemudian bisa menjadi kesadaran kelas bisa terjadi karena kesadaran yang sesungguhnya tidak akan muncul bebas dari kondisi ekonomi.
Perubahan sosial
Feodalisme Ke Kapitalisme
            Pada masyarakat feodal pemilik tanah adalah kelas dominan, yang memiliki sarana dominan untuk produksi. Suprastruktur mendukung dominasi mereka, dan gagasan yang mencerminkan kepentingan kelas mereka adalah gagasan penguasa. Sebagai contoh, hukum feodal selalu mengasosiasikan budak dengan tanah, dan kekuasaan politik berada di tangan tuan tanah dan kaum bangsawaan. Agama feodal melegitimasi tatanan sosial.
            Bagi Marxis, hubungan erat antara karakteristik produksi dan gagasan-gagasan keagamaan itu tidak mengherankan. Apabila hukum feodal tidak selaras dengan gagasan politik atau agama, maka hukum feodal itu tidak akan bisa bertahan hidup. Ketika kapitalisme menggantikan feodalisme, gagasan suprastruktur harus berubah pula sebagai konsekuensinya, untuk mendukung dan menjustifikasi tatanan ekonomi yang baru, sehingga kapitalisme dapat bekerja dengan baik. Ketika feodalisme berlangsung, teknologi mengubah sifat dasar produksi, dari pertanian menjadi yang menggunakan tenaga manusia berubah menjadi mesin dan akhirnya berubah menjadi produksi industri. Ketika gelombang perubahan besar pertanian dan industri terjadi, maka kelas kapitalis yang baru muncul sebagai pemilik sarana produksi yang baru.

Kapitalisme Ke Komunisme
            Marx memperkirakan bahwa proses yang sama akan terjadi tatkala transformasi mode produksi kapitalis secara revolusioner menjadi komunis terjadi. Gagasan dan tindakan manusia adalah mator perubahan. Menurut Marx, evolusi kapitalisme akan terjadi apabila ada eksploitasi terus-menerus terhadap kelas pekerja. Kapitalisme akan tetap hidup jika terus menerus mengekploitasi pekerja upah semakin lama semakin besar, sehingga eksploitasi meningkat dan mengubah kesadaran semu menjadi kesadaran kelas.
Kontroversi dalam Marxisme
            Pendekatan basis/suprastruktur terhadap institusi, gagasan, keyakinan dan perubahan sosial adalah ciri-ciri yang menonjol dalam apa yang disebut sosiologi marxis. Menurut Lee dan Newby, Marx ingin menunjukkan bagaimana kehidupan non-ekonomi secara langsung dipengaruhi oleh aktivitas produksi. Oleh karena itu, gagasan pada akhirnya tergantung pada kondisi ekonomi, perubahan gagasan, yang meliputi pergeseran dari kesadaran semu ke kesadaran kelas dan oleh karenanya, keinginan untuk mengubah masyarakat hanya akan terjadi sebagai akibat dari perubahan ekonomi. Kecaman yang paling sering terhadap Karl Marx adalah teorinya yang dianggap determinisme ekonomi. Karena klaim tersebut tidak benar, Marxis abad ke 20, menegaskan bahwa memahami Marx dengan cara diatas berarti memvulgarkan marxisme. Penganut marxis mengatakan bahwa setiap waktu dalam kehidupan sosial ditentukan oleh ekonomi, setiap orang selalu di dorong motif  ekonomi dalam tindakannya.
            Tatkala pengikut Marx setuju tentang apa yang tidak dimaksudkan Marx, mereka malah  tidak setuju dengan apa yang benar-benar dipikirkan Marx. Perdebatan pun terjadi, hubungan basis/suprastruktur mendominasi sosiologi marxis pada abad ke 20. Masalahnya kalau penekanan dalam ekonomi sebagai pengaruh yang menentukan gagasan berarti menghilangkan ciri khas marxis mengenai marxisme. Di pihak lain, menempatkan ekonomi sebagai pendorong yang mempengaruhi semua kehidupan sosial tentu saja memberi corak marxis yang kuat, tetapi terbuka terhadap tuduhan determinisme ekonomi.
                Dua aliran pemikiran marxisme lahir yaitu Marxisme humanis, yang diantara tokoh terkemuka adalah Antonio Gramsci, dan Marxisme strukturalis, tokohnya Louis Althusser.

Marxisme Humanis
            Marxis humanis menggeser penekanan pada suprastruktur. Kejadian-kejadian politik abad 20, menunjukkan bahwa ketertutupan ideologi dalam alam pikiran kelas pekerja mapan sehingga metode marxis tradisional yang menunggu terjadinya krisis ekonomi akan membuka dan mengendapkan kesadaran kelas dan tindakan politik harus ditinjau kembali.
Gramsci
            Gramsci terkenal karena konsepnya, hegemoni. Ia menggunakan konsep ini untuk meringkaskan semua cara hidup konsumtif dimana ideologi bekerja mengganggu pandangan dunia seseorang. Gagasan bahwa ideologi harus diekspos, bahwasannya kesadaran semua harus digantikan oleh kesadaran kelas sebelum tindakan politik diambil, adalah essensial marxisme. Yang berbeda dari Gramsci adalah pendekatan bagaimana hal itu terjadi.
Teori Kritis: Aliran Pemikiran Frankfurt
Tiga tokoh pemikiran Aliran Frankfurt adalah Herbert Marcuse (1898-1979), Theodore Adorno (1903-1969), dan Max Horkheimer (1895-1973). Terpaksa meninggalkan Hitler Jerman (pada tahun 1933, ke Amerika Serikat), mereka mengamati bangun dan jatuhnya negara Nazi dan kemudian berkembangnya kehidupan kapitalis di Amerika dengan meningkatnya kebebasan dari ideologi.
Kalau Gramsci cenderung menekankan pengendalian gagasan sebagai sumber utama kekuasaan kapitalis, maka Teori Kritikal juga memusatkan perhatian pada instrumen dominasi mental sebagai kunci sukses kapitalisme. Bagi Teori Kritikal, tiga ciri kebudayaan kapitalisme dalam fungsi khusus sebagai instrumen ini yaitu cara berpikir yang disebut berpikir instrumental, peranan kebudayaan massa, atau populer, dalam melemahkan proses berpikir warga masyarakat dan membuat mereka tidak mampu menjadi kritis terhadap dunia, menonjolnya tipe kepribadian orang yang tidak hanya menerima dominasi, tetapi juga secara aktif menginginkannya.


Pikiran Instrumental
Pikiran Instrumental berarti fokus pada bagaimana sesuatu digunakan untuk mencapai tujuan, bukan tentang apakah tujuan itu bernilai, atau apakah instrumen tersebut memang seharusnya digunakan untuk mencapai tujuan itu. Sentralitas dari pemikiran ini dalam masyarakat modern dalam banyak hal adalah konsekuensi kegiatan kapitalis, di mana pentingnya cara–cara baru yang lebih efisien dalam mencapai hasil produksi menjadi segalanya. Sesungguhnya, pengabdian Marx sendiri kepada ilmu pengetahuan sebagai jalan menuju pengetahuan yang bernilai tinggi menuai kritik tajam dari penganut Frankfurt. Ringkasnya, bagi Teori Kritikal, esensi untuk menjadi manusia terletak pada kemampuan untuk berpikir tentang makna dan nilai dan kebaikan terakhir.
Kebudayaan Massa
Munculnya kebudayaan massa adalah instrumen utama yang lain bagi terwujudnya dominasi mental sebagaimana diindentifikasi oleh para tokoh Fankfurt. Menurut teori kritikal ini hanya kaum intelektual atau artis yang akrab namun prihatin akan kondisi ini yang dapat menyelamatkan dari pemiskinan hiburan massa, dan mampu menawarkan kritik terhadap dunia modern, untuk menunjukkan betapa suatu dunia yang lebih baik secara substansial dapat diciptakan.
Manipulasi Kepribadian
Unsur terakhir dalam teori Kritikal adalah minat dan perhatian pada karakteristik kepribadian yang diciptakan oleh dunia modern. Menurut Marcuses, pada masa awal kapitalisme tingkat represi yang lebih tinggi diperlukan agar orang berkonsentrasi pada pekerjaan dan produksi. Pembatasan represi adalah surplus bagi kebutuhan sistem, dalam keadaan surplus terus terjadi, represi terhadap pekerja menimbulkan ketidakpuasan, sehingga tekanan psikologis disalurkan, melalui apa yang disebut Marcuse Represif Desublimasi, untuk memungkinkan kita menyadari dan memenuhi keinginan, tetapi dengan cara yang berguna bagi sistem.
Althusser dan Marxisme Strukturalis
Bagi Marxis Strukturalis seperti Althusser, Marxisme humanis adalah teori yang keliru dan oleh karenanya praktiknya juga salah. Bagi Althusser kehidupan manusia sepenuhnya terstruktur, dan perubahan hanya akan dapat dilakukan pada tingkat struktur di mana orang-orang yang berada di dalamnya tidak dapat melakukan apapun sehubungan dengan pengetahuan, pilihan, dan maksud mereka. Marxisme Althusser memandang diri mereka sebagai pewaris “akhir” Marx, yakni tulisan–tulisan yang diproduksi menjelang akhir hayat Marx, tatkala ia mencoba membangun analisis ilmiah mengenai struktur kapitalisme.
Secara teoritis, Althusser menentang kedua pemikiran Marxis tersebut, yakni Marxis ekonomistik dan Marxis humanis. Memusatkan perhatian pada basis, yakni pada organisasi ekonomi seraya menyingkirkan unsur–unsur struktural daripada suprastruktur. Menurut Althusser ada tiga tingkatan dalam struktur kelas yaitu ekonomi, politik, dan ideologi. Ekonomi mencakupi semua aspek produksi material, politik meliputi semua bentuk pengorganisasian, dan ideologi meliputi segala macam gagasan dan keyakinan. Althusser juga berpendapat bahwa kajian sejarah selalu menggunakan periode masa ketika suatu periode mendominasi periode yang lain tetapi pentahapan seperti ini bukanlah permanen dan statis. Konsepsi Althusser tentang struktur berlapis, yang bertautan satu sama lain, juga jelas di sini, seperti halnya struktur-struktur yang berbeda dominasinya pada masa-masa yang berbeda dalam sejarah, demikian pula unsur-unsur yang berbeda pada tingkatan tertentu akan mendominasi pada masa–masa yang berbeda.
Kesimpulan
Tidaklah berarti bahwa teori Marxis merupakan teori yang buruk tentang kapitalisme. Hanya karena teori Marxis ingin sekali menjadi teori tindakan politik maka tidaklah berarti teori ini keliru sebagai teori ekonomi politik kapitalisme.






Daftar Pustaka

-          Google (id.wikipedia.org, Karl Marx)
-          Jones, PIP. 2009.Pengantar Teori-Teori Sosial Dari Teori Fungsionalisme Hingga Post-Modernisme.Yayasan Obor Indonesia: Jakarta.


0 komentar:

Posting Komentar