BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kemiskinan sesungguhnya telah menjadi masalah dunia sejak berabad-abad lalu. Namun, realitasnya, hingga kini kemiskinan masih menjadi bagian dari persoalan terberat dan paling krusial di dunia ini. Teknologi boleh semakin maju, negara-negara merdeka semakin banyak, dan negara-negara kaya boleh saja kian bertambah (pun semakin kaya). Tetapi, jumlah orang miskin di dunia tak kunjung berkurang. Kemiskinan bahkan telah bertransformasi menjadi wajah teror yang menghantui dunia.
Indonesia sebagai negara yang kaya akan sumber daya alamnya mempunyai 49,5 juta jiwa penduduk yang tergolong miskin (Survai Sosial Ekonomi Nasional / Susenas 1998). Jumlah penduduk miskin tersebut terdiri dari 17,6juta jiwa di perkotaan dan 31,9 juta jiwa di perdesaan. Angka tersebut lebih dari dua kali lipat banyaknya disbanding angka tahun 1996 (sebelum krisis ekonomi) yang hanya mencatat jumlah penduduk miskin sebanyak 7,2juta jiwa di Perkotaan dan 15,3 juta jiwa perdesaan. Akibat krisis jumlah penduduk miskin diperkirakan makin bertambah.
Dari ukuran kehidupan modern pada masa kini masyarakat miskin tersebut banyak yang tidak bisa menikmati fasilitas pendidikan, pelayanan kesehatan, dan kemudahan-kemudahan lainnya yang tersedia pada jaman modern. Maka dari itu pemerintah memberikan fasilitas program bagi masyarakat miskin untuk menanggulangi kemiskinan tersebut serta untuk mensejahterakan masyarakat miskin.
Salah satu program yang sekarang ini sedang berlangsung di Kelurahan Banyuanyar kota Surakarta yaitu program “Pinjaman Bergilir” sebagai salah satu program PNPM. Di daerah Banyuanyar masih banyak terdapat masyarakat di bawah garis kemiskinan atau tidak mampu. Terutama masyarakat yang tinggal di darerah tepian bantaran sungai Pepe di Kelurahan Banyuanyar. Penduduk di daerah tersebut banyak yang tidak bekerja, serta banyak yang bekerja sebagai tukang becak, buruh cuci, dan pembantu rumah tangga. Pendapatan dari pekerjaan mereka hanya bisa mencukupi kebutuhan hidup untuk makan satu keluarga saja. Namun kebutuhan untuk sandang, kesehatan, dan pendidikan masih tidak terpenuhi dengan penghasilan mereka sehari – hari. Karena hal inilah maka diselenggarakan Program Pinjaman Bergulir sebagai salah satu program dari PNPM yang di peruntukkan bagi warga miskin tersebut.
Program ini diberikan bagi masyarakat menengah kebawah untuk memberikan modal bagi masyarakat tersebut sebagai modal mengadakan usaha bersama secara bergilir. Program itu tidak semata – mata memanjakan masyarakat miskin tersebut karena penerima pinjaman diberi keterampilan untuk membuat proposal dan laporan pertanggungjawaban keuangan atas usaha yang akan di buat oleh warga menengah kebawah di wilayah Banyuanyar tersebut. Jadi warga tidak sertamerta mendapatkan modal begitu saja tetapi mereka juga diberi keterampilan.
Mekanisme pembagian peminjaman modal bergilir ini dilakukan dengan cara membagi masyarakat menengah kebawah menjadi dua puluh tujuh kelompok dan masing - masing kelompok terdiri atas lima orang. Dan dari pihak kelurahan melekukan pengawasan kepada 26 kelompok masyarakat yang mendapatkan bantuan tersebut. Diharapkan dengan bantuan Program Modal Bergilir tersebut masyarakat menengah kebawah dapat lebih hidup sejahtera.
B. RUMUSAN MASALAH
a) Apakah program Pinjaman Bergulir dapat menjangkau masyarakat kurang mampu di wilayah Banyuanyar?
b) Apakah usaha – usaha dalam Pinjaman Bergulir yang dilakukan, sesuai dengan perencanaan program?
c) Apakah program Pinjaman Bergulir dilaksanakan secara efektif dan efisien?
d) Apakah semua sumber daya yang digunakan dalam program Pinjaman Bergulir dapat digunakan secara efektif dan efisien?
C. TUJUAN PENELITIAN
a) Untuk mengetahui program Pinjaman Bergulir dapat menjangkau kurang mampu di wilayah Banyuanyar.
b) Untuk mengetahui apa saja usaha – usaha yang telah dilakukan dalam program Pinjaman Bergulir yang dilakukan sesuai dengan perencanaan program.
c) Untuk mengetahui efektif dan efisienkah program Pinjaman Bergulir.
d) Untuk mengetahui efektif dan efisienkah semua sumber daya yang digunakan dalam program Pinjaman Bergulir dapat digunakan.
D. MANFAAT PENELITIAN
a) Sebagai acuan atau pertimbangan dalam perbaikan program selanjutnya.
b) Sebagai bahan evaluasi bagi Pemerintah akan kebijakan yang telah diberlakukan yang menyangkut tentang program Pinjaman Bergulir yang merupakan salah satu program PNPM yang sedang berlangsung di wilayah Banyuanyar.
E. TINJAUAN PUSTAKA
1. KONSEP
a) Kemiskinan
Ada dua kondisi yang menyebabkan kemiskinan bisa terjadi, yakni kemiskinan alamiah dan karena buatan . Kemiskinan alamiah terjadi antaralain akibat sumber daya alam yang terbatas, penggunaan teknologi yang rendah dan bencana alam. Kemiskinan "buatan" terja dikarena lembaga-lembaga yang ada di masyarakat membuat sebagian anggota masyarakat tidak mampu menguasai sarana ekonomi dan berbagai fasilitas lain yang tersedia, hingga mereka tetap miskin. Maka itulah sebabnya parapakar ekonomi sering mengkritik kebijakan pembangunan yang melulu terfokus pada pertumbuhan ketimbang pemerataan.
Berbagai persoalan kemiskinan penduduk memang menarik untuk disimak dari berbagai aspek, sosial, ekonomi, psikologi dan politik. Aspek social terutama akibat terbatas nya interaksi social dan penguasaan informasi . Aspek ekonomi akan tampak pada terbatasnya pemilikan alat produksi, upah kecil, daya tawar rendah, tabungan nihil, lemah mengantisipasi peluang. Dari aspek psikologi terutama akibat rasa rendah diri, fatalisme, malas, dan rasa terisolir. Sedangkan, dari aspek politik berkaitan dengan kecil nya akses terhadap berbagai fasilitas dan kesempatan, diskriminatif, posisi lemah dalam proses pengambil keputusan.
Kemiskinan dapat dibedakan menjadi tiga pengertian: kemiskinan absolut, kemiskinan relative dan kemiskinan kultural. Seseorang termasuk golongan miskin absolute apabila hasil pendapatannya berada di bawah garis kemiskinan, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum: pangan, sandang, kesehatan, papan, pendidikan. Seseorang yang tergolong miskin relative sebenarnya telah hidup di atas garis kemiskinan namun masih berada di bawah kemampuan masyarakat sekitarnya. Sedang miskin cultural berkaitan erat dengan sikap seseorang atau sekelompok masyarakat yang tidak mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupannya sekalipun ada usaha dari pihak lain yang membantunya.
b) Masyarakat Miskin
Masyarakat miskin adalah masyarakat yang tidak punya sumberdaya ekonomi (uang) atau dengan kata lain pendapatannya rendah, menyebabkan tingkat kesehatan dan pendidikan rendah, sehingga produktivitasnya pun menjadi rendah dan hal ini berdampak pada pendapatan yang rendah.
c) PNPM
PNPM adalah Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat, program ini melibatkan banyak pihak terkait. Permasalahan dapat muncul mulai dari tingkat masyarakat, desa/kelurahan, kecamatan, hingga tingkat pusat. Sementara itu, pelaksanaan suatu program tidak dapat diharapkan untuk selalu berjalan sempurna. Agar setiap permasalahan dan pengaduan masyarakat terkait pelaksanaan PNPM Mandiri dapat cepat dan tepat ditangani, serta dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik (Good Governance), PNPM Mandiri dilengkapi dengan Pengelolaan Pengaduan dan Masalah (PPM). Yang dimaksud pengelolaan di sini meliputi penerimaan dan pendokumentasian
masalah, fasilitasi proses penyelesaian masalah, dan pemantauan masalah hingga dinyatakan selesai.
Salah satu program PNPM mandiri perkotaan adalh adanya peminjaman modal bergilir. PiNJAMAN BERGULIR
1. LATAR BELAKANG
Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) dilaksanakan sejak tahun 1999 sebagai suatu upaya pemerintah untuk membangun kemandirian masyarakat dan pemerintah daerah dalam menanggulangi kemiskinan secara berkelanjutan. Program ini sangat strategis karena menyiapkan landasan kemandirian masyarakat berupa lembaga kepemimpinan
masyarakat yang representatif, mengakar dan kondusif bagi perkembangan modal social (social capital) masyarakat di masa mendatang serta menyiapkan program masyarakat jangka menengah dalam penanggulangan kemiskinan yang menjadi pengikat dalam kemitraan masyarakat dengan pemerintah daerah dan kelompok peduli setempat.
Penganggulangan kemiskinan dilakukan dengan memberdayakan masyarakat melalui tiga jenis kegiatan pokok yaitu Infrastruktur, Sosial dan Ekonomi yang dikenal dengan Tridaya. Dalam kegiatan ekonomi, diwujudkan dengan kegiatan Pinjaman Bergulir, yaitu pemberianpinjaman dalam skala mikro kepada masyarakat miskin di wilayah kelurahan atau desa dimana LKM/UPK berada dengan ketentuan dan persyaratan yang telah ditetapkan. Pedoman ini hanya mengatur ketentuan pokok untuk pelaksanaan kegiatan Pinjaman Bergulir, namun keputusan untuk melaksanakannya diserahkan sepenuhnya kepada warga masyarakat setempat.
Berdasarkan kajian yang dilakukan terhadap pelaksanaan pemberian pinjaman bergulir di P2KP-1, P2KP-2 dan P2KP-3 diketahui bahwa pelaksanaan kegiatan pinjaman bergulir di awal program kinerjanya sangat buruk. Namun dengan pemberian Panduan Operasional serta petunjuk pembukuan untuk UPK, kinerja kegiatan pinjaman bergulir semakin membaik. Berbagai kesuksesan serta kegagalan kegiatan pinjaman bergulir di masa lalu dapat menjadi pembelajaran berharga bagi kelanjutan kegiatan pinjaman bergulir melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan. Beberapa pertimbangan dalam melanjutkan pelaksanaan kegiatan pinjaman bergulir dalam PNPM Mandiri Perkotaan antara lain :
a. Tersedianya akses dan jasa layanan keuangan yang berkelanjutan telah terbukti merupakan salah satu alat efektif untuk membantu rumah tangga miskin meningkatkan pendapatan dan kekayaannya
b. Akses rumah tangga miskin ke jasa layanan keuangan formal masih sangat rendah. Sekitar 29 juta rumah tangga miskin masih belum mendapat akses ke jasa layanan keuangan formal. (sumber Johnston dan Holloch)
c. Pinjaman bergulir PNPM Mandiri Perkotaan memiliki peluang dapat menjangkau sekitar 2,5 juta rumah tangga miskin yang sama sekali belum menerima akses ke lembaga keuangan
d. Permintaan pinjaman bergulir pada rencana pembangunan masyarakat masih tinggi
e. Pemutusan pendampingan yang telah berjalan selama ini bila tanpa disertai kinerja yang memadai akan merusak budaya meminjam dan jaminan sosial yang ada di masyarakat
2. TUJUAN :
Pelaksanaan kegiatan Pinjaman Bergulir dalam PNPM Mandiri Perkotaan bertujuan untuk menyediakan akses layanan keuangan kepada rumah tangga miskin dengan pinjaman mikro berbasis pasar untuk memperbaiki kondisi ekonomi mereka dan membelajarkan mereka dalam hal mengelola pinjaman dan menggunakannya secara benar.
Meskipun demikian, PNPM bukanlah program keuangan mikro, dan tidak akan pernah menjadi lembaga keuangan mikro. Program keuangan mikro bukan hanya pemberian pinjaman saja akan tetapi banyak jasa keuangan lainnya yang perlu disediakan. Peran PNPM hanya membangun dasar-dasar solusi yang berkelanjutan untuk jasa pinjaman dan non pinjaman di tingkat kelurahan.
PNPM Mandiri Perkotaan dijadikan momen untuk tahap konsolidasi kegiatan keuangan mikro. Oleh sebab itu, dalam tahap ini perlu diciptakan UPK yang kuat, sehat dan secara operasional terpisah dari LKM. Masyarakat sendiri harus terlibat dalam keputusan untuk menentukan masa depan UPK.
SASARAN, PENDEKATAN, PRINSIP DAN STRATEGI
1. SASARAN
Sasaran utama pelaksanaan kegiatan pinjaman bergulir adalah rumah tangga miskin (berpendapatan rendah) di wilayah kelurahan/desa LKM/UPK berada, khususnya masyarakat miskin yang sudah diidentifikasi dalam daftar masyarakat miskin PS2.
Indikator tercapainya sasaran tersebut meliputi:
a. Peminjam berasal dari rumah tangga miskin yang telah diidentifikasi dalam PJM Pronangkis dan telah masuk dalam Daftar PS2.
b. Minimum 30% peminjam adalah perempuan
c. Para peminjam dari rumah tangga miskin tersebut telah bergabung dalam Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) khusus untuk kegiatan ini beranggotakan minimal 5 orang.
d. Akses pinjaman bagi KSM peminjam yang kinerja pengembaliannya baik terjamin keberlanjutannya baik melalui dana BLM maupun melalui dana hasil chanelling dan kebijakan pinjaman yang jelas.
2. PENDEKATAN
Pendekatan yang digunakan adalah dengan mengarahkan kegiatan pinjaman bergulir sebagai akses pinjaman masyarakat miskin yang saat ini belum mempunyai akses pinjaman ke lembaga keuangan lain melalui:
a. Kegiatan pinjaman bergulir dilaksanakan ditingkat kelurahan, dikelola secara profesional untuk menjaga keberlangsungan akses pinjaman bagi masyarakat miskin.
b. Transparansi atas pengelolaan dan kinerja UPK serta monitoring partisipatif oleh warga masyarakat sebagai wujud pertanggungjawaban pengelolaan dana masyarakat .
c. Penyediaan akses pinjaman yang jumlahnya maupun tingkat bunganya hanya menarik bagi kelompok masyarakat miskin.
d. Menggunakan sistem tanggung renteng kelompok sebagai alat kontrol pengelola (UPK) maupun kelompok peminjam (KSM)
e. Meningkatkan kapasitas kewirausahaan masyarakat melalui pelatihan ekonomi rumah tangga, kewirausahaan dan pembukuan sederhana.
3. PRINSIP - PRINSIP
Beberapa prinsip dasar dalam pemberian pinjaman bergulir yang perlu mendapat perhatian dari LKM / UPK antara lain adalah:
a. Dana BLM yang dialokasikan untuk kegiatan pinjaman bergulir adalah milik masyarakat kelurahan/desa sasaran dan bukan milik perorangan;
b. Tujuan dipilihnya kegiatan pinjaman bergulir adalah dalam rangka membantu program penanggulangan kemiskinan dan oleh karenanya harus menjangkau warga masyarakat miskin sebagai kelompok sasaran utama PNPM Mandiri Perkotaan
c. Pengelolaan pinjaman bergulir berorientasi kepada proses pembelajaran untuk penciptaan peluang usaha dan kesempatan kerja, peningkatan pendapatan masyarakat miskin, serta kegiatan-kegiatan produktif lainnya;
d. Pengelolaan pinjaman bergulir dipisahkan antara LKM sebagai representasi dari warga masyarakat pemilik modal dengan UPK sebagai pengelola kegiatan pinjaman bergulir yang bertanggungjawab langsung kepada LKM;
e. Prosedur serta keputusan pemberian pinjaman harus mengikuti prosedur pemberian pinjaman bergulir standar yang ditetapkan
f. Manajer dan Petugas UPK harus orang yang mempunyai kemampuan dan telah memperoleh sertifikat pelatihan dasar yang diadakan oleh PNPM Mandiri Perkotaan;
g. UPK telah mempunyai sistim pembukuan yang standar dan sistim pelaporan keuangan yang memadai;
h. UPK mendapat pengawasan baik oleh LKM melalui Pengawas UPK maupun konsultan pelaksana (KMW) melalui tenaga ahli dan fasilitator, atau pihak yang ditunjuk proyek.
4. STRATEGI
Kelanjutan pelaksanaan kegiatan Pinjaman Bergulir dalam PNPM Mandiri Perkotaan dilakukan dengan strategi di masing-masing tataran antara lain :
a. Memprioritaskan pada meningkatkan kemampuan institusi yang sudah ada berkelanju tan, daripada memperbanyak institusi ke seluruh kelurahan
b. Menunda pembentukan UPK baru hingga kebijakan dan prosedur lengkap dan fasilitator telah siap
c. Membuat sistem penjenjangan sederhana terhadap UPK berdasarkan kinerja keuangan, manajemen, kejujuran, dan kinerja sosial untuk membedakan UPK yang kinerjanya bagus dan yang buruk.
d. Menetapkan kriteria untuk kinerja memuaskan dan kinerja minimum yang transparan dan mudah diukur oleh UPK, PMU dan PNPM Mandiri Perkotaan. Indikator kinerja memuaskan dan indikator kinerja minimum adalah sebagaimana Lampiran 1
e. Menunda penambahan dana apabila kegiatan operasional UPK tidak mencapai keriteria minimum, dan menutup UPK yang gagal mencapai kriteria minimum dalam waktu satu tahun setelah penundaan.
f. Membuat peringatan akan menutup UPK yang kinerjanya tidak memuaskan. Memperbaiki dan melaksanakan strategi untuk secara agresif menagih peminjam yang menunggak.
g. Mengubah orientasi Manajemen Keuangan ke pengelolaan Kredit Mikro dan menyesuaikan struktur tim agar mampu mendisain pinjaman mikro, menyusun dan melaksanakan program pelatihannya, meningkatkan kemampuan dan monitoring fasilitator dalam bidang pinjaman bergulir.
h. Struktur organisasi UPK secara jelas dan tegas terpisah baik operasional maupun keuangannya dari LKM, dan beroperasi menurut prinsip usaha yang seimbang dengan misi sosialnya.
i. LKM membentuk Pengawas yang bertugas mengawasi dan mendukung UPK dalam promosi dan penagihan tunggakan pinjaman serta memastikan bahwa semua ketentuan telah dipatuhi UPK. Pengawas terdiri dari 2-3 orang yang mengandung unsur pria dan wanita.
j. LKM harus membuat/mengubah Anggaran Dasarnya yang secara jelas mengatur tentang tujuan, tugas, tanggung jawab serta hasil yang diharapkan dari Pengawas dan UPK.
k. LKM membuat pernyataan khusus bahwa BLM yang dialokasikan untuk Pinjaman Bergulir adalah menjadi modal lembaga UPK dan digunakan hanya untuk mendanai kegiatan yang berkaitan dengan Pinjaman Bergulir saja. Penggunaan diluar kegiatan Pinjaman Bergulir harus dengan persetujuan dari KMP.
l. Pendapatan UPK tidak boleh untuk membiayai kegiatan-kegiatan diluar Pinjaman Bergulir. Pendapatan UPK hanya untuk membayar insentif pegawai dan biaya operasional UPK.
m. Unit Pengelola Keuangan (UPK) perlu ditingkatkan kualitas dan kuantitas pelatihannya. Fasilitator di bidang kredit mikro perlu mengubah fokus pelatihan dari pembukuan ke pelatihan dasar perkreditan, antara lain; pengenalan nasabah, analisis pinjaman, teknik penagihan, cash flow sederhana, laporan kinerja keuangan dan pembinaan. Modul pelatihan perlu ditambah sesuai dengan penambahan materi baru dan revisi materi yang sudah ada.
n. LKM harus menetapkan besarnya jasa pinjaman yang berfokus pada keberlanjutan. Jasa pinjaman harus dapat menutup semua biaya, yang antara lain terdiri dari : Cost of Fund (biaya dana), Biaya operasional, Cadangan Risiko Pinjaman, Inflasi serta untuk Laba yang diinginkan.
KETENTUAN DASAR PINJAMAN BERGULIR
Agar pelaksanaan kegiatan Pinjaman Bergulir dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, perlu dibuat aturan dasar untuk Pinjaman Bergulir, antara lain mengenai kelayakan lembaga pengelola pinjaman bergulir, kelayakan peminjam, Dana Pinjaman, Pelayanan Pinjaman Bergulir dan Pendampingannya. Masing-masing aturan dasar tersebut adalah sebagaimana uraian berikut.
1. KELAYAKAN LEMBAGA PENGELOLA PINJAMAN BERGULIR
Lembaga yang langsung mengelola kegiatan Pinjaman Bergulir adalah Unit Pengelola Keuangan (UPK). UPK adalah salah satu Unit Pengelola dari 3 Unit Pengelola yang berada dibawah LKM. Dua unit pengelola lainnya adalah Unit Pengelola Lingkungan (UPL) dan Unit Pengelola Sosial (UPS).
Sebelum kegiatan pinjaman bergulir dalam kelurahan yang bersangkutan dimulai, harus dilakukan pengujian kelayakan, baik untuk LKM/UPK, maupun untuk KSM/anggota dengan menggunakan instrumen kriteria kelayakan yang sudah disiapkan. Kegiatan pinjaman bergulir dapat dilaksanakan, hanya jika para pelaku tersebut telah memenuhi kriteria kelayakan. KMW bertanggung jawab atas pendampingan tercapainya kriteria kelayakan LKM/UPK. Sedangkan Fasilitator bersama relawan setempat bertanggung jawab atas pendampingan tercapainya kriteria kelayakan kelompok maupun anggotanya
1.1. Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM)
LKM yang akan mengelola kegiatan Pinjaman Bergulir harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. LKM telah terbentuk secara sah sesuai ketentuan PNPM Mandiri Perkotaan dan memiliki Anggaran Dasar yang menyatakan bahwa kegiatan Pinjaman Bergulir akan dijalankan sebagai salah satu alat penanggulangan kemiskinan diwilayahnya. Dana Pinjaman Bergulir hanya diperuntukkan untuk kegiatan Pinjaman Bergulir saja dan tidak dapat dipergunakan untuk dana kegiatan non Pinjaman Bergulir.
b. LKM telah membuat pernyataan bahwa pendapatan UPK hanya untuk membiayai kegiatan operasional UPK dan tidak dapat dipergunakan untuk membiayai kegiatan lainnya, termasuk biaya LKM dan Pengawas. Pengawas hanya bisa dibiayai dari Laba bersih tahunan UPK. Laba bersih akhir tahun UPK setelah dikurangi pemupukan modal (minimal 20%) dapat digunakan untuk membiayai kegiatan non UPK.
c. LKM telah mengangkat Pengawas UPK (2–3 orang) dan petugas UPK (minimum 2 orang) dan telah memperoleh pelatihan rencana usaha, pinjaman bergulir, pembukuan, pengawasan, pengelolaan ekonomi rumah tangga dan kewirausahaan
d. LKM telah membuat aturan dasar pengelolaan dana Pinjaman Bergulir yang memuat kriteria KSM dan anggotanya yang boleh menerima pinjaman, besar pinjaman mula-mula, besarnya jasa pinjaman, jangka waktu pinjaman, dan sistem angsuran pinjaman serta ketentuan mengenai tanggung renteng anggota KSM.
e. Jasa yang telah disepakati dan ditetapkan oleh LKM dan Pengawas minimalharus cukup untuk menutup seluruh biaya operasional UPK.
f. Untuk kelurahan/desa lama (yang telah menjalankan P2KP) :
i. Kinerja pinjaman bergulir yang dijalankan mencapai kriteria memuaskan; peminjam berisiko (LAR) <10%, pinjaman berisiko (PAR) <10%, ratio pendapatan biaya (CCr) > 125%, hasil investasi (ROI) >10%.
ii. Bersedia melakukan perbaikan kelembagaan dengan membentuk pengawas UPK
a) Seluruh LKM telah menerima pelatihan mengenai Pinjaman Bergulir, Pembukuan, Pengelolaan Kas, Pengawasan, Keorganisasian, Rencana Usaha, PERT dan Kewirausahaan.
b). Telah memiliki rekening atas nama LKM bukan atas nama perorangan dengan kewenangan menandatangani 3 orang
iii. Telah melakukan perubahan dalam Anggaran Dasarnya:
a) Kegiatan Pinjaman Bergulir akan dijalankan sebagai salah satu alat penanggulangan kemiskinan di wilayahnya. Dana Pinjaman Bergulir hanya diperuntukkan untuk kegiatan Pinjaman Bergulir saja dan tidak dapat dipergunakan untuk dana kegiatan non Pinjaman Bergulir.
b) Pendapatan UPK hanya untuk membiayai kegiatan operasional UPK dan tidak dapat dipergunakan untuk membiayai kegiatan lainnya, termasuk biaya LKM dan Pengawas. Pengawas hanya bisa dibiayai dari Laba bersih tahunan UPK. Laba bersih akhir tahun UPK setelah dikurangi pemupukan modal (minimal 20%) dapat digunakan untuk membiayai kegiatan non UPK.
1.2. Pengawas UPK
Pengawas UPK yang akan mengawasi kegiatan UPK dalam mengelola Pinjaman Bergulir telah memenuhi kriteria minimum antara lain :
a. Telah ditunjuk oleh LKM sebanyak 2-3 orang, memenuhi unsur pria dan wanita
b. Telah memiliki uraian tugas yang mencakup tugas dan tanggung jawab pengawas
c. Telah mengikuti pelatihan mengenai Pinjaman Bergulir, Pembukuan, Pengelolaan Kas, Pengawasan, Keorganisasian, Rencana Usaha, PERT dan Kewirausahaan.
1.3. Unit Pengelola Keuangan (UPK)
Unit Pengelola Keuangan (UPK) yang akan mengelola dana Pinjaman Bergulir telah memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Petugas UPK minimal 2 orang (ideal 4 orang) sudah diangkat oleh LKM dan Pengawas
b. Telah mengikuti pelatihan mengenai Pinjaman Bergulir, Pembukuan, Pengelolaan Kas, Pengawasan, Keorganisasian, Rencana Usaha, PERT dan Kewirausahaan.
c. Telah memiliki uraian tugas masing-masing
d. Telah memahami aturan dasar pengelolaan dana Pinjaman Bergulir yang memuat kriteria KSM dan anggotanya yang boleh menerima pinjaman, besar pinjaman mula-mula, besarnya jasa pinjaman, jangka waktu pinjaman, dan sistem angsuran pinjaman serta ketentuan mengenai tanggung renteng anggota KSM.
e. Telah memiliki rekening atas nama UPK/LKM bukan atas nama perorangan dengan kewenangan penandatangan 3 orang dengan ketentuan:
i. Apabila aset Dana Bergulirnya senilai ≥ 150 juta rupiah dan rata-rata RR nya ≥ 80% , penandatangan adalah 1 orang LKM dan 2 orang UPK (Manajer UPK dan Kasir)
ii. Apabila aset Dana Bergulirnya senilai < 150 juta rupiah atau ≥ 150 juta rupiah namun rata-rata RR nya < 80 %, penandatangan adalah 2 orang LKM dan 1 orang UPK (Manajer UPK)
f. Telah memiliki Sistem Pembukuan yang berlaku di PNPM Mandiri Perkotaan
g. Untuk kelurahan/desa lama (yang telah menjalankan P2KP dan PNPM Mandiri Perkotaan):
i. Kinerja pinjaman bergulir yang dijalankan mencapai kriteria memuaskan; peminjam berisiko (LAR) <10%, pinjaman berisiko (PAR) <10%, ratio pendapatan biaya (CCr) > 125%, hasil investasi (ROI) >10%.
ii. Kinerja Pembukuan UPK minimal memadai (dengan RR).
2. KELAYAKAN PEMINJAM
KSM Peminjam dan anggotanya sebagai calon peminjam harus memenuhi kriteria kelayakan yang dipersyaratkan untuk mendapat pinjaman bergulir dari UPK. Hanya KSM dan anggota yang memenuhi kriteria kelayakan yang dapat dilayani oleh LKM/UPK. Dengan kata lain, KSM Peminjam dan anggotanya yang tidak atau belum memenuhi kriteria kelayakan tidak dapat dilayani dan harus ada pendampingan terlebih dahulu sampai KSM Peminjam tersebut memenuhi kriteria kelayakan sebagai calon peminjam.
2.1. Kriteria kelayakan KSM
a. KSM peminjam telah terbentuk dan anggotanya adalah warga miskin yang tercantum dalam daftar PS2 sebagaimana Lampiran 3 serta seluruh anggota telah memperoleh pembekalan tentang pembukuan KSM, pinjaman bergulir (persyaratan peminjam, skim pinjaman, tanggung renteng, dan tahapan peminjaman), PERT, kewirausahaan serta telah melakukan kegiatan menabung diantara anggota KSM.
b. KSM dibentuk hanya untuk tujuan penciptaan peluang usaha dan kesempatan kerja serta peningkatan pendapatan masyarakat miskin;
c. KSM dibentuk atas dasar kesepakatan anggota-anggotanya secara sukarela, demokratis, partisipatif, transparan dan kesetaraan;
d. Anggota KSM termasuk kategori keluarga miskin sesuai kriteria yang ditetapkan sendiri oleh LKM/Masyarakat.
e. Jumlah anggota KSM minimum 5 orang;
f. Jumlah anggota KSM 30% perempuan
g. Mempunyai pembukuan yang memadai sesuai kebutuhan
h. Semua anggota KSM menyetujui sistim tanggung renteng dan dituangkan secara tertulis dalam Pernyataan kesanggupan Tanggung Renteng.
i. Semua anggota KSM telah memperoleh pelatihan tentang pinjaman bergulir, Rencana Usaha, Kewirausahaan dan Pengelolaan Ekonomi Rumah Tangga (PERT) dari fasilitator dan LKM/UPK
2.2. Kriteria kelayakan anggota KSM
a. Anggota KSM adalah warga masyarakat dan memiliki kartu tanda penduduk (KTP) setempat
b. Termasuk dalam katagori keluarga miskin sesuai dengan kriteria yang dikembangkan dan disepakati sendiri oleh masyarakat;
c. Dapat dipercaya dan dapat bekerjasama dengan anggota yang lain.
d. Semua anggota KSM telah mempunyai tabungan minimal 5 % dari pinjaman yang diajukan dan bersedia menambah tabungannya minimal 5 % selama jangka waktu pinjaman dan tidak akan mengambil tabungan tersebut sebelum pinjamannya lunas.
e. Sanggup menabung secara teratur sesuai kemampuannya, dimana tabungan akan diteruskan ke bank atau lembaga keuangan terdekat, atas nama KSM maupun pribadi.
f. Memiliki motivasi untuk berusaha dan bekerja atau dapat pula memiliki usaha mikro dan bermaksud untuk meningkatkan usaha, pendapatan dan kesejahteraan keluarganya;
g. Belum pernah mendapat pelayanan dari lembaga keuangan yang ada. Proses pembentukan KSM Peminjam mengacu kepada proses pembentukan KSM pada umumnya, hanya tujuan KSM Peminjam disini adalah untuk memperoleh pinjaman bergulir dari UPK.
3. SUMBER DANA PINJAMAN BERGULIR
Sumber dana untuk kegiatan pinjaman bergulir, dapat berasal dari:
1. Dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM), yang merupakan sumber dana utama Dana yang digunakan dalam pemberian Pinjaman Bergulir PNPM Mandiri Perkotaan 2008 adalah sebagaimana dana Pinjaman Bergulir P2KP yanga terdahulu
2. Dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
3. Dana yang berasal dari pihak Swasta
4. Dana dari swadaya masyarakat
5. Dana dari sumber lainnya
Dana dari sumber lain berupa channeling atau pinjaman dari Lembaga Keuangan formal baik bank maupun koperasi di sekitar lokasi LKM berada. Tujuan dana chanelling atau pinjaman tersebut adalah untuk menyediakan akses pinjaman bagi KSM yang sudah memenuhi batas maksimal pemberian pinjaman baik dari sisi jumlah pinjaman (telah mencapai Rp 2.000.000,-) atau dari sisi frekuensi peminjaman (sudah mencapai 4 kali pinjam). Diharapkan dengan dana channeling maupun pinjaman dari Lembaga Keuangan formal tersebut nantinya KSM dan anggotanya dapat memperoleh akses pinjaman lebih lanjut dari lembaga tersebut.
SKEMA TAHAP PEMBERIAN PINJAMAN DAPAT DIGAMBARKAN SEBAGAI BERIKUT:
Tahap: Dokumen Yang Digunakan:
|
| |||||||||||
| ||||||||||||
| ||||||||||||
| ||||||||||||
|
|
|
|
|
|
Pada tahapan 1,2,4, dan 5 perlu dijelaskan :
• Pinjaman bergulir adalah hutang yang wajib dibayar kembali sampai lunas, bukan suatu hibah.
• Peminjam wajib memiliki tabungan 5 % dua bulan sebelumnya dan 5 % selama masapinjaman.
• Peminjam wajib saling tanggung renteng
• Hanya peminjam yang pembayarannya lancar yang mendapat pinjaman berikutnya.
2.TEORI
Untuk membahas permasalahan yang peneliti rumuskan, peneliti mendasarkan ini pada teori pemberdayaan dari Talcot Parson (Suharto, 2005:66). Parson membagi matra pemberdayaan menjadi tiga yaitu:
v Aras Mikro
Dilakukan individu melalui bimbingan konseling, stress manajemen, krisis intervension. Tujuan dari hal ini adalah untuk melatih klien untuk menjalankan tugas kehidupan dan sering disebut sebagai pendekatan yang berpusat pada tugas.
v Aras Mezzo
Dilakukan pada sekeompok klien dengan menggunakan kelompok sebagai media intervensi. Strategi ini untuk meningkatkan kesadaran, pengetahuan, ketrampilan dan sikap – sikap klien agar kemampuan memecahkan masalah yang dihadapi adalah dengan melakukan pendidikan dan pelatihan.
v Aras Makro
Sering disebut sebagai strategi system besar karena sasaran perubahan diarahkan pada system lingkungan yang lebih luas dengan menggunakan strategi perumusan kebijakan, perencanaan social, kampanye aksi social, lobbying, pengorganisasian masyarakat, dan manajemen konflik.
Dari ketiga aras tersebut yang paling tepat digunakan dalam pemberian modal bergulir adalah aras mezzo. Hal ini disebabkan pemberian modal bergulir tersebut diberikan kepada kelompok – kelompok dan masing – masing kelompok tersebut akan diketahui yang mana kelompok yang paling berhasil dan yang paling gagal dalam pelaksanaan program tersebut. Selain itu para penerima program tidak hanya diberikan modal tetapi mereka juga diberi ketrampilan seperti membuat proposal, membuat laporan pertanggungjawaban atas modal yang diterima, serta mereka diberi pelajaran untuk mengelola pinjaman dan menggunakannya secara benar.
Pendekatan pemberdayaan masyarakat (Suharto, 2005: 67 – 68):
1) Pemungkinan, menciptakan suasana potensi masyarakat yang berkembang secara optimal. Dalam hal ini pemberian modal bergulir dapat meningkatkan kreatifitas orang – orang yang tidak mampu dalam mendapatkan modal tersebut dengan cara mencari atau mengembangkan usaha supaya dapat optimal.
2) Penguatan, memperkuat pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki masyarakat dalam memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhannya. Pemberian modal bergulir dimaksutkan untuk membentu masyarakat untuk membuka suatu usaha yang nantinya dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga masalah ekonomi mereka dapat teratasi.
3) Perlindungan, melindungi kelompok masyarakat, terutama kelompok lemah agar tidak tertindas kelompok luas. Pemberian modal bergulir ini dimaksudkan agar mereka masyarakat miskin yang mendapatkan bantuan ini perekonomian mereka dapat meningkat dan tidak terjadi kesenjangan yang mencolok.
4) Penyokongan, memberikan bimbingan dan dukungan agar masyarakat mampu menjalankan peran dan tugas – tugas kehidupan. Pemberian modal bergulir ini dimaksudkan untu memberikan dukungan terhadap masyarakat agar mampu menjalankan peranan dan tugas – tugas kehidupan. Dalam hal ini pemberian modal bergulir dapat memberikan dukungan dalam bentuk modal usaha. Diharapkan dengan pinjaman modal, masyarakat dapat membuat suatu usaha baru yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhannya. Sehingga masyarakat peminjam dapat berdaya dan tidak hanya sekedar mengharap bantuan orang lain, namun dengan hasil jerih payah sendiri
5) Pemeliharaan, memelihara kondisi yang kondusif agar tetap terjadi keseimbangan distribusi kekuasaan antara berbagai kelompok dalam masyarakat. Dalam hal ini pemberian modal bergulir dijalankan agar para warga miskin tidak tersisihkan dan tidak terjadi kesenjangan dalam kehidupan bermasyarakat.
F. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yaitu bagaimana secara berturut suatu penelitian dilakukan, yaitu dengan alat apa dan prosedur bagaimana suatu penelitian dilakukan. (Nazir, 1999 : 52)
a. JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah diskriptif kualitatif untuk evaluasi yang berupa Holistic Perspective. Holistic Perpective sendiri merupakan suatu pemahaman program dalan segala konteksnya, dan pemahaman program tersebut perhatiannya dipusatkan pada setting yang berupa bingkai sosial budaya, saling bergantungan, kompleksitas dan konteks. Dalam program ini kelakuan manusia jarang diterangkan melalui variabel tunggal. Maksud dari penelitian Holistic Perspective adalah menghindari terjadi isolasi dan tidak bebas dari konteks
b. LOKASI PENELITIAN
Penelitian Program Pinjaman Bergulir yang merupakan salah satu program PNPM ini dilakukan di wilayah Banyuanyar. Banyuanyar merupakan suatu wilayah yang terletak di Kecamatan Banjarsari. Alasan dipilihnya RW 08 Kelurahan Banyuanyar sebagai lokasi penelitian dikarenakan sebagian besar masyarakat yang tinggal di wilayah tersebut tergolong masyarakat miskin dan kebanyakan tinggal di wilayah bantaran sungai yang kurang layak huni. Serta adanya kemudahan untuk mendapatkan data, inforasi, dan referensi yang dibutuhkan dari lokasi tersebut.
c. SUMBER DATA
Sumber data yang digunakan dalam penelitian adalah:
a. Data Primer
Data yang peneliti peroleh dari wawancara masyarakat miskin yang menerima bantuan Program Pemberian Mudal Bergulir.
b. Data Sekunder
Data yang peneliti peroleh secara tidak langsung seperti literatur dari buku, arsip, dokumentasi yang berkenaan dengan penelitian ini.
d. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Wawancara Mendalam
Teknik wawancara yang dilakukan tidak secara formal artinya peneliti wawancara secara santai, tidak terstruktur ketat dan suasana yang nyaman bagi informan, salah satunya berkunjung ke rumah para penerima program Pinjaman Bergulir di wilayah Banyuanyar.
Wawancara dilakukan dengan cara mengobrol biasa dan santai dengan para informan tanpa harus mengganggu aktifitas mereka sehingga dimungkinkan informan tidak merasa terganggu, lebih santai dan akan tercipta suasana yang akrab antara peneliti dan informan. Wawancara dilakukan dengan pedoman panduan wawancara (interview gude) yang berisi hal – hal pokok yang berkaitan dengan apa yang ingin digali lebih dalam dari nara sumber.
e. POPULASI
Populasi yang diambil ialah seluruh warga miskin di Keluarahan Banyuanyar.
f. SAMPEL
Sampel yang peneliti ambil adalah satu kelompok swadaya masyarakat yang paling baik yang mendapatkan bantuan modal bergulir di wilayah Kelurahan Banyuanyar Surakarta.
g. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel Ekstreme or Deviant case sampling. Pengambilan sample ini menintik beratkan pada kasus – ksus (responden) yang kaya informasi karena kasus tersebut memiliki ciri yang tidak bisasa atau ciri istimewa dalam ha – hal tertentu. Ciri yang tidak biasa atau istimewa itu bis akarena baiknya atau mungkin karena jeleknya. Seperti misalnya keberhasilan yang menyebabkan terjadi terkenal atau karena kegagalanya. Dasar pemikiran dari cara pengambilan sampel terhadap kasus – kasus (responden) yang menyipang ini ialah bahwa kasus, yang menyimpang memberikan informasi yang kaya tentang faktor – faktor yang menyebabkan kasus responden tersebut ,enjadi orang yang ”tidak biasa” atau ”istimewa”.
h. VALIDITAS DATA
Triangulasi Data
Teknik pemerikasaan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain diluar untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data itu. Teknik pemeriksaan data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber, karena data yang diperoleh berasal dari penerima program Penerima Modal Bergilir, dari aparat Kelurahan Banyuanyar, oleh karena itu peneliti akan melakukan pengecekkan tentang data – data yang berasal dari hasil wawancara pada informan pertama akan di cek kebenarannya pada informan selanjutnya.
Untuk mengecek kembali derajat kepercayaan suatu informas dengan triangulasi sumber data dengan cara:
1. Membandingkan data hasil dari pihak penyelenggara dengan data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan penerima program
2. Membandingkan apa yang dikatakan oleh pihak penyelenggara didepan umun dengan apa yang dikatakan penerima program secara pribadi
3. Membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen yang berkaitan.
i. TEKNIK ANALISIS DATA
Dalam tahap analisis data ada tiga komponen yang jarus diikuti yaitu:
a) Reduksi
Merupakan proses seleksi pemfokusan penyederhanaan, dan abstraksi data kasar melalui seleksi yang ketat, melalui ringkasan atau uraian singkat, menggolongkan dalam suatu pola yang lebih luas.
b) Sajian Data
Dengan melihat suatu penyajian data peneliti akan mudah memahammi pa yang sedang terjadi dan memungkinkan untuk mengerjakan sesuatu pada analisis maupun mengambil tindakan berdasarkan pengertian tersebut. Dengan adanya sajian data ini akan mempermudah peneliti dalam mebuat kesimpulan.
c) Penarikan Kesimpulan
Merupakan suatu kesimpulan dari apa yang telah ditelittu dari awal hingga akhir. Kesimpulan ini bersifat longgar dan terbuka. Kesimpulan diferifikasikan selama penelitian berlangsung.
|
BAB II
DESKRIPSI LOKASI
A. DESKRIPSI LOKASI
Penelitian program Pinjaman Bergulir ini dilakukan diwilayah Banyuanyar. Kelurahan Banyuanyar secara administratif termasuk kedalam Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta. Secara geografis, Kelurahan Banyuanyar berbatasan langsung dengan beberapa kelurahan lainnya. Adapun batas-batasnya adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kelurahan Kadipiro dan wilayah Kabupaten Boyolali
Sebelah Timur : Kelurahan Nusukan dan Kelurahan Kadipiro
Sebelah Selatan : Kelurahan Sumber
Sebelah Barat : Kelurahan Klodran
Selain itu juga terdapat Kali Pepe yang melintas dari sebelah Utara hingga ke sebelah Timur wilayah Kelurahan Banyuanyar. Total luas wilayah Kelurahan banyauanyar mencapai 125 hektar dan terbagi kedalam 12 Rukun Warga (RW).
Jumlah penduduk di wilayah ini sebanyak 11.744 jiwa, dengan prosentase penduduk berjenis kelamin laki-laki sebanyak 51,4% (6.038 jiwa) dan penduduk berjenis kelamin perempuan sebanyak 48,6% (5.076 jiwa). Dari data tersebut tampak bahwa tidak terdapat perbedaan jumlah yang mencolok antara penduduk laki-laki dan perempuan. Dengan kata lain perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan perempuan relatif sama. Berdasarkan total keseluruhan penduduk yang ada, terdapat 62,9% (7.394 jiwa) penduduk usia produktif (15 tahun keatas) dan sisanya, 37,1% (4.350 jiwa) penduduk usia nonproduktif (0-5 tahun).
Keadaan ekonomi suatu daerah akan banyak dipengaruhi oleh potensi dan kegiatan penduduknya. Mata pencaharian penduduk di Kelurahan Banyuanyar pada umumnya adalah sebagai buruh industri (2.366 orang), mengingat di sekitar wilayah tersebut terdapat beberapa industri yang skalanya cukup besar. Namun, ada juga yang bekerja sebagai PNS (469 orang), jasa pengangkutan (286 orang), buruh tani (223 orang), pedagang (147 orang), maupun buruh bangungan (135 orang). Tentunya juga terdapat penduduk yang bekerja di sektor swasta maupun yang lainnya (4.548 orang).
B. PROFIL INFORMAN
PROFIL ANGGOTA KSM BONE
1. Nama : Prihatin
Usia : 38 tahun
Status : Menikah
Daerah Asal : Solo
Pendidikan : SMKK
Kondisi Sosial Ekonomi : Kurang mampu
Alamat : Banyuanyar RT 02/04
Pekerjaan : Penjual Wedangan
Penghasilan per hari : Rp 50.000,00 – Rp 80.000,00
Jenis usaha : Wedangan
1. Nama : Endah Warastuti
Usia : 32 tahun
Status : Menikah
Daerah Asal : Solo
Pendidikan : SMA
Kondisi Sosial Ekonomi : Layak
Alamat : Banyuanyar RT 02/04
Pekerjaan : Penjual Wedangan
Penghasilan per hari : Rp 100.000,00
Jenis usaha : Wedangan
2. Nama : Tukinem
Usia : 47 tahun
Status : Menikah
Daerah Asal : Solo
Pendidikan : -
Kondisi Sosial Ekonomi : Tidak Layak
Alamat : Banyuanyar RT 02/04
Pekerjaan : Dagaang makanan dan minuman
Penghasilan per hari : Rp 100.000,00
Jenis usaha : Dagang makanan dan minuman
3. Nama : Daryono
Usia : 50 tahun
Status : Menikah
Daerah Asal : Klaten
Pendidikan : SD
Kondisi Sosial Ekonomi : Layak
Alamat : Banyuanyar RT 02/04
Pekerjaan : Penjual sayuran
Penghasilan per hari : Rp 500.000,00
Jenis usaha : Penjual Sayuran
4. Nama : Paniem
Usia : 54 tahun
Status : Menikah
Daerah Asal : Solo
Pendidikan : -
Kondisi Sosial Ekonomi : Tidak Layak
Alamat : Banyuanyar RT 02/04
Pekerjaan : Penjual Wedangan
Penghasilan per hari : Rp 15.000,00
Jenis usaha : Penjual Wedangan
PROFILE KETUA LKM
Nama : Ir. Agus Purwanto
Pekerjaan : Pengusaha swasta Toko Besi
Status : Menikah
Usia : 46
Pendidikan : Sarjana
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan di Banyuanyar adalah penelitian evaluasi untuk mengevaluasi program Pinjaman Bergulir PNPM Mandiri Perkotaan.Dalam program ini peneliti melakukan penelitian pada salah satu Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM ) yang menerima pinjaman tersebut.
Setelah melakukan penelitian berupa wawancara dengan anggota KSM Bone, berikut adalah hasil dari wawancara dari para anggota KSM Bone. Pertama kami melakukan wawancara dengan Ibu Prihatin selaku ketua KSM Bone:
Ibu Prihatin berkata kepada kami mengenai pinjaman bergulir yang diterimanya pada saat ini. Ibu Prihatin berkata, “awalae to mas kulo niku ditawari kalian Bu Endah gelem nopo mboten melu program pinjaman bergulir, katanya Bu Endah kulo saget entuk 500.000 kengge nambahi modal usaha niki, nggih kulo purun mawon mbak kulo nggih butuh. Saking kelurahan mbonten wonten woro – woro mbak kulo nggih ngertine saking Bu Endah niku. Syarate kulo numpuk KTP kalian ngisi Brosur saking Pak Anjas, Pak Anjas niku ketua UPK mbak, ingkang nyairke dana meniko le. Modalle niku lo mbak ajeng kulo enggo ndamel spanduk lan nggawe grobak. Kulo nggih rencana anjeng mbukak warung Mie ayam, sak jane kulo nggih dodolan es degan mbak, mas tapi nek musim hujan meniko nggih sepi mas, kulo mboten wantun dodolan es degan la soalnya adem. Nggih makane kulo dodolan fanta, nutrisari,es the. Kulo biasane bukake jam 10 awan ngantos jam 5, tapi nek sore sampun hujan nggih kulo sampun tutup. Anak kulo kalih mbak mas, ijik cilik – cilik, nggih SD. Pendapatan kulo saben diten niku nggih 50.000 ewu nganti 80.000 ewu lah. Kulo niki Cuma lulusan SMKK nggih kulo saget dodolan niki tok. Usahane niki nggih dingge mbayari bocah – bocah kalian ngewangi bojo kulo sing mung kerjo mbengkel. Kulo pertamane angsal pinjaman 500.000, kulo Cuma ngumpulke KTP kalian ngisi brosur di tempatnya Pak Anjas, trus kulo nunggu seminggu dingge entuk dana. Tapi duit 500.000 ewu kui yo dipotong mbak 25.000 di nggo tabungan, nek sampun mboten mendet pinjeman melih duit 25.000 kui di balekke. Kulo ngangsure ben sasi setiap tanggal 12 ngangsuripun sebanyak 10 kali, sesasi kulo mbayar 57.500, carane to mbak mas, nek kulo ben dinten ngumpulke duit 2000 nggih kulo dados mboten keberatan nek mbayar ben sasi. Nek kelompok kulo saget mayar ben sasi, nek saget mbayar rutin, sok isoh entuk pinjaman maksimal 2000.000 mbak, mas. La nek misal sak kelompok kulo niku wonten ingkang mboten saget mbayar, nggih di tanggung sak kelompok, niku nami nipun tanggung renteng mbak mas. Kulo nggih sampun tandatangan ning materai dingge system tanggung renteng niki. Nggih ngangge system tanggung renteng tapi nggih tetep diijoli duitte kalian anggota Bone sing dibantu. Niku meleh mbak mas, kelurahan meniko mboten wonten pelatihan kangge pinjaman bergulir niku mas. Tapi kulo ming entuk pengarahan saking Pak Anjas kudu mbayar rutin terus soale nggih dingge liyane panggone ning kelurahan. Pengawasan seko LKM wi nggih mboten wonten, nek jarene to mas nek enten kelompok sing macet, sing ngurusi kelurahan, tapi kulo nggih mboten ngertos soale kelompok kulo saget mbayar tepat waktu. Kulo mboten nggawe pembukuan mbak sing penting modal niku dingge usaha trus kulo nggih saget mbalekke. Kelompok KSM kulo niku sedoyo wedok kabeh mbaklan kabeh niku usahane nggih wonten ingkang dodolan wedangan, lawuh sayur, jusjusan. Untung wae mbak bunga pinjaman itu kecil, nggih saget mbantu kulo dingge usaha niki mbak mas. Kulo nggih merasa terbantu banget, nggih memacu kulo dingge usaha meneh. Harapan kulo nggih setelah kulo saget ngangsur 500.000 niki kulo angsal pinjaman malih mbak mas.”
(Awalnya saya ditawari oleh Bu Endah mau atau tidak ikut pinjaman bergulir Awalnyar, kata Bu Endah saya bisa dapet Rp 50.000,00 untuk menambahi modal usaha ini, ya saya mau saja, saya juga butuh modal. Dari kelurahan tidak ada pemberitahuan mbak saya taunya dari Bu Endah itu. Syaratnya saya hanya mengumpulkan KTP dan mengisi brosur dari Pak Anjas, Pak Anjas itu ketua UPK mbak, yang mencairkan dana itu. Modalnya itu mbak mau saya pakai untuk buat spanduk dan grobak. Saya juga punya rencana buka warung mie ayam, sebenarnya saya juga jualan es degan, mas tapi tapi kalau musim hujan juga sepi mas, saya tidak berani jualan es degan cuacanya dingin. Makanya saya sekarang jualan fanta, nutrisari,es the. Saya biasanya buka jam 10 siang sampai jam 5, tapi kalau sore sudah hujan ya warungnya say tutup. Anak saya dua mas, masih kecil – kecil, masih SD. Pendapatan SAYA SETIAP HARI ITU Rp 50.000,00 sampai Rp 80.000,00. Saya ini Cuma lulusan SMKK ya saya Cuma bisa jualn ini. Usahanya ini untuk membayari anak - anak sama membantu suami saya yang hanya bekerja sebagai bengkel. Saya pertamnya mendapatkan pinjaman 500.000, saya hanya mengumpulkan KTP sama mengisi brosur di tempatnya Pak Anjas, trus saya menunggu seminggu untuk mendapatkan dana. Tapi duit Rp 500.000,00 itu di potong mbak Rp 25.000,00 untuk tabungan, apabila sudah tidak mendapatkan pinjaman lagi, Rp 25.000,00 itu di kembalikan. Saya mengangsurnya setiap bulan, setiap tanggal 12 ngangsurnya sebanyak 10 kali, sebulan saya membayar Rp 57.500,00, caranya mbak mas, kalau saya setiap hari mengumpulkan Rp 2000,00 ya saya menjadi tidak keberatan mebayar setiap bulan. Kalau kelompok saya bisa membayar sebulan itu, kalau bisa membayar rutin, saya bisa mendapatkan pinjaman Rp 2000.000,00 mbak, mas. Kalau kelompok saya ada yang tidak bisa membayar, ya di tanggung satu kelompok itu namanya tanggung renteng mbak mas. Saya juga sudah tandatngan materai untuk system tanggung renteng ini. Untuk memakai system tanggung renteng tapi uangnya tetap ditukar sama anggota KSM Bone yang dibantu. Itu lagi mbak mas, kelurahan tidak ada pelatihan untuk pinjaman bergulir itu. Tapi saya hanya dapat pengarahan dari Pak Anjas harus membayar rutin soalnya untuk tempat kelurahan yang lainnya. Pengawasan dari LKM itu tidak ada, katanya mas kalau ada kelompok yang macet, yang mengurusi adalah kelurahan, tapi saya juga tidak tahu, karena kelompok saya bisa membayar tepat waktu. Saya tidak membuat pembukuan mbakyang penting modal itu bisa dipakai untu usaha dan saya bisa mengembalikannya Kelompok KSM saya semuanya itu perempuan mba dan semuanya itu usahanya ada yang jualan weangan, lawuh sayur, jus jusan. Untung aja mbak bunga pinjaman itu kecil, bisa membantu untuk usaha ini mbaj mas. Saya juga merasa terbantu sekali, untuk memacu saya untuk usaha lagi Harapan saya setelah saya dapat mengangsur Rp 500.000,00 saya dapat pinjaman lagi mbak, mas.)
28 Mei 2010
Sedangkan penuturan Ibu Poniyem mengenai pinjaman bergulir adalah “walah mbak kulo nggih ming ditawari Bu Endah gelem nopo mboten melu program niki, jarene programe pokokke kulo entuk duit 500.000 ewu di nggo usaha kulo. Usaha kulo niku dodolan wedangan, cedak omah kulo. Nggih sepi mbak saiki wedangan kulo, kulo dodolan sejak 2001, nggih awal – awal nganti tahun 2006 an laris banget mbak, tapi trus sepi nggih kulo mboten saget ngandani alasane kok wedangan kulo dadi sepi. Nggih pendapat perhari kulo 15.000 ewu tok mbak, gek ijik nambakke bojo ku sing lagi loro jantung, tapi kulo nggih saget nyisihke duit kulo kangge mbayar biaya angsuran pinjaman bergulir niki. Mbiyen to mbak syaratte kulo numpuk fotokopi KTP kalian ngisi brosur, lan tanda tanga ning materai. Mbak kulo niki mboten sekolah, nggih kulo weruh nopo – nopo mbak masalah meniko, sing penting aku tanda tangan oleh duit nggo usaha, terus isoh ngangsur per bulan 57.500 mbak. Yo penghasilan ku nyat sitik mbak tapi carane ben aku isoh ngangsur pinjaman kui nyisihke duit per hari 2000 mbak. Wah kulo mboten ngangge pembukuan mbak mumetke tok. Nek masalah tanggung renteng niko sing mboten sagaet mbayar diewangi konco kelompok sak KSM, nek kelompok kulo nganti saiki mboten wonten ingkang di tanggung renteng. Saiki sing penting usahaku isoh jalan terus, ngapunten lo mbak kulo mudenge nggih niki tok.”
(Walah mbak saya Cuma ditawari Bu Endah mau atau tidak mengikuti program ini, katanya program ini mendapatkan uang Rp 500.000,00ndipakai untuk usaha saya. Usaha saya ini jualan wedangan, saya jualan sejak thun 2001, pada waktu awal – awal jualan sampai tahun 2006 laris sekali mbak ,tapi wedangan saya itu sepi tapi saya tidak bisa member tahu kenapa kok wedangannya bisa sepi. Pendapatan per hari saya Rp 15.000,00saja mbak, juga masih memeriksakan suami saya yang sedang sakit jantung, tapi saya bisa menyisihkan uang umtuk membayar angsuran biaya uabg iuran pinjaman bergulir ini. Dulu mbak syaratnya mengumpulkan fotokopi KTP dan mengisi brosur dan tanda tangan materai. Mbak saya ini tidak sekolah, saya juga tidak tahu apa – apa mbak masalah ini , yang penting saya tanda tangan untuk usaha, terus saya bisa mengangsur per bulan Rp 57.500 mbak. Ya penghasilan saya memang sedikit mbak tapi caranya saya biar bisa mengangsur pinjaman itu saya menyisihkan uang per hari Rp 2000,00 mbak. Wah saya tidak memakai pembukuan mbak memusinkan saja. Kalau masalah tanggung renteng itu yang tidak bisa membayar dibantu oelh kelompok satu KSM, kalau masalah kelompok saya sampai sekarang tidak ada yang tanggung renteng. Sekarang yang penting usaha saya bisa jalan terus, maaf mbak saya taunya Cuma ini saja.)
28 Mei 2010
Berdasarkan wawancara dengan Ibu Barno (Ibu Tukinem) 48, tidak sekolah, mendapatkan data sebagai berikut:
"Kula awalane ditawari kalian Bu Topo (Bu Endah) boten saking kelurahan, supaya nderek program pinjaman menika...terus kula diken ngisi blangko kalian nyetorne foto copy KK lan KTP lajeng nandhatangani materai Rp 6.000,00. Sak bubare niku kula angsal arta Rp 500.000,00 dipotong Rp 25.000,00 kagem tabungan...Lha cara ngangsure tiap tanggal 12 per bulan, ngasi seprene kula saged ngundurne arta menika...teng kelompok liyane nggen daerah sebelah mriku, nek menawa mboten saged mbalekne, mangke ditanggung kanca-kanca liane tur nggih didhodhoki pak RT..
Boten enten pendampingan lan pelatihan....nek kula ditawani pilih BLT utawa pilih Program niki, kula tasih mending milih program BLT khan gratis mas...boten ngangge mbalekne...Lha nek mriku pripun mas? Moso warga sing etan Kelurahan nggen kos-kosan, tiang-tiange mboten usaha tapi nggih angsal pinjaman nika??
Program iki bermanfaat nyatane usaha kula saged nambah sing biyen mung dodolan jus saiki ditambahi dodolan tempura. Ning jan-jane pinjaman niki nggih rada kurang kacek lha wong listrike mawon telase Rp 100.000,00 ngge blender, kulkas tur nggih gundhule mawon sanga termasuk mbahe niki,anak - anak kulo niku sampun mboten sekolah sedoyo pun kerjo tapi nggih taksih ndherek kulo...garwo kulo nggih naming mbengkel og Mas, kulo niku sedaya nggih urip skaing bantuan Mas, griya kulo niki nggih bantuan saking pemerintah
Criyose yen pun saged lunas mangke saged ngajokne malih maksimal Rp 2.000.000,00 nanging kula nggih mboten wantun soale mangke ngangsure luwih kathah, yen naming Rp 57.500,00 ngeten niki kula tasih sanggup"
( Saya awalnya diberi tawaran oleh Bu Topo ( Ibu Endah) bukan dari Kelurahan,supaya mengikuti program pinjaman ini...kemudian saya disuruh untuk mengisi blanko dan mengumpulkan fotocopy KK dan KTP dan menandatangani materai Rp. 6.000,00.Setelah itu saya mendapatkan uang Rp.500.000,00 dipotong Rp.25.000,00 untuk tabungan...cara mengangsurnya tiap tanggal 12 per bulan, ngasi, sampai saat ini saya bisa mengembalikan uang tersebut.. Di kelompok lainya di wilayah sebelah itu,.kalau tidak bisa mengembalikan, nanti di tanggung teman - teman lainnya tapi juga diketuk pintu rumahnya oleh Pak RT.
Tidak ada pendampingan dan pelatihan...kalau saya diberikan pilihan BLT atau program ini, saya masih cenderung memilih program BLT, karena gratis Mas...g usah mengembalikan...Kalau di situ bagaimana mas? Warga yang ada di timur kelurahan yang untuk kos - kosan, orang-orangnya tidak usaha tapi juga dapat pinjaman itu??
Program ini bermanfaa, kenyataannya usaha saya bisa menambah yang dulu hanya jualan jus saiki ditambah jualan tempura. Tapi sebenarnya pinjaman ini juga sedikit kurang memadai, karena listriknya saja habisnya Rp. 100.000,00 untuk blender, lemari es dan yang tinggal di rumah saya saja sudah sembilan termasuk nenek ini, anak - anak saya itu sudah tidak sekolah semua , sudah bekerja semua tapi masih ikut saya...suami saya hanya bekerja di bengkel Mas, saya itu semua hidup dari bantuan Mas, rumah saya ini juga bantuan dari pemerintah
Katanya kalau dapat lunas nanti dapat mengajukan lahi maksimal Rp. 2.000.000,00
Tapi saya juga tidak berani, karena nanti mengangsurnya juga lebih banyak, kalau hanya Rp.57.500,00 seperti ini saya masih sanggup)
28 Mei 2010
Berdasarkan wawancara dengan Ibu Topo (Ibu Endah) mendapatkan data sebagai berikut:
"Awale kula ditawari kaliyan Mas Anjas supaya nderek program niki, mboten enten pengumuman saking kelurahan, kula diken nggolekne tiang limo supaya nderek program niki...nggih pun kula ngajak Bu Prihatin, Bu Barno (Bu Tukiyem), Mak Tyo (Bu Poniyem), kaliyan Bu Mar. Terus Bu Prihatin kula ken dados ketua lha ndek'e kan sing dodolan awan padahal pertemuan pengangsuran pinjaman teng kelurahan niku diadakne pas dalu lha kula kalian liya-liyane kan dodolan wengi dadose mboten sempat...
Carane ngajokne gampang banget kok mas...namung ngisi blangko segala macem terus nandha tangani diatas materai...terus nyetorne foto copy KTP lan KK. Mangke angsal dhuwit Rp 500.000,00 mangke dipotong Rp 25.000,00 kangge tabungan, mbalekke ne saben tnggal 12 tiap bulan angsuran Rp 57.500,00...kelompok kula sregep kok mas mboten enten sing telat...menawa telat nggih ditanggung bareng-bareng, lha kaya kelompok liyane nika ngasi didhodhoki pak RT gara-gara ra iso mbalekne...ning yen mangke saget mbalekne pinjaman saged mundhak Rp 1.000.000,00 ngasi Rp 2.000.000,00
Pengawasan enten saking kelurahan menawa enten sing mboten dingge usaha barang mas...kula nggih ngrasakne manfaat saking program niki nggih usaha kula saged nambah sing dhek biyen mung sithik sak niki saged nambahi dodolan. Usaha kula bukak wedangan penghasilan resik nggih sekitar Rp 50.000,00 an
(Awalnya saya ditawari oleh Mas Anjas supaya mengikuti program ini, tidak ada pengumuman dari kelurahan, saya disuruh mencari lima orang agar mengikuti program ini...ya sudah saya mengajak Bu Prhatin, Bu barno (Bu Tukiyem), Mak Tyo (Bu Poniyem), sama Bu Mar. Kemudian Bu Prihatin saya jadikan ketua karena dia kan yang jualan siang hari padahal pertemuan pengangsuran pinjaman di kelurahan itu diadakannya pada waktu malam lha saya dan yang lain kan jualannya malam hari jadinya tidak sempat.
Cara mengajukan mudah sekali kok mas...hanya mengisi formulir segala macam kemudian menandatangani di atas materai...kemudian menyerahkan foto copy KTP dan KK. Nanti mendapatkan uang Rp 500.000,00 kemudian dipotong Rp 25.000,00 sebagai tabungan, mengembalikannya setiap tanggal 12 tiap bulan angsuran Rp 57.500,00...kelompok saya rajin kok mas tidak ada yang telat...seumpama telat ya ditanggung bersama, lha seperti kelompok lainnya sampai diketok pintunya oleh pak RT karena tidak bisa mengembalikan...Tetapi jika nanti bisa mengembalikan, permohonan pinjaman bisa ditambah Rp 1.000.000,00 s/d Rp 2.000.000,00.
Ada pengawasan dari kelurahan seumpama ada yang tidak dipakai untuk usaha mas...saya juga merasakan manfaat dari program ini usaha saya bisa berkembang yang dahulu hanya sedikit barang yang dijual pada saat ini bisa bertambah dagangannya. Saya membuka usaha wedangan penghasilan bersih saya sekitar Rp 50.000,00 an.)
28 Mei 2010
Menurut Ibu Daryono mengenai peminjaman modal bergulir seperti berikut. “Ow pemijaman modal bergulir itu to mbak, saya dulu taunya lewat PKK, terus saya diajak Ibu Endah gabung sama kelompoknya mbak, ya syaratnya juga Cuma fotocopy KTP sama ngisi brosur sama itu mbak tandatangan di materai itu, yang buat tanggung renteng itu. Usaha saya itu ya ini jualan sayur, modal 500.000 ribu ya buat tambah – tambah mbak, berguna sekali. Sehari saya bisa dapat keuntungan itu 500.000 per harinya mbak. Ya kalau saya biasanya tanggal 12 itu langsung ngansur mbak 57.500 itu saya titipin sama Bu Endang gitu. Saya biasanya jualannya dari pagi sampai dagangan saya habis, tapi juga saya batasi waktu sampai jam 8 malam. Iya saya tetep pakai pembukuan, tapi Cuma buat mencatat penghasilan bersih saya sehari, pengluaran saya buat belanja bahan – bahan makanan gitu mbak. Saya juga nggak dapet pelatihan mbak, saya biasanya Cuma di biritahu sama bu Endang, saya dapet uang, ya langsung buat usaha mbak. Saya gak tau ada pengawasan apa enggak, yang paling penting ya saya dapet modal saya bisa mengembalikan.”
28 Mei 2010
Berikut merupakan hasil wawancara dengan ketu LKM dengan Bapak Agus Purwanto.
“Awal program pinjaman bergulir ini diawali penjelasan kepada KSM tentang dana bergulir. KSM disuruh buat proposal, lalu diajukan ke UPK. Proposal tidak ada format, formatnya itu dari program. Awal nya kita kopikan lalu setelah program berjalan biasanya diberikan UPK fotokopiannya. Untuk sosialisasinya tu diadakan pertemuan KSM, KSM itu kan Kelompok Swadaya Masyarakat beranggotakan minimal 5 – 10 orang itukan berkumpul setelah berkumpul, lalu dari fasilitator PNPM atau UPK datang lalu menjelaskan. Biasanya sosialisasi itu di barengi dengan pertemuan RT atau PKK, kenapa kita pakai PKK karena pinjamannnya kepada ibu – ibu lebh mudah, lebih bagus pengembaliannya. Ya sebenarnya rencana dari pinjaman bergulir itu untuk memberikan pinjaman keuangan untuk memperbaiki kondisi ekonomi keluarga miskin tapi orang – orang yang sudah berduit tu lo mbak mas juga meri mereka ingin dapat juga. Na…kalau bentuk usaha – usaha peminjaman modal bergulir itu ya pertamnya membentuk LKM, UPK, terus baru membentuk KSM lalu juga ada sosialisai itu usaha – usaha nya mbak.
Kalau untuk anggota KSM boleh campur, boleh perempuan dengan laki – laki, atau pun perempuan saja atau laki – laki saja. Kami memprioritaskan kepada ibu – ibu, karena ibu – ibu pengembaliannya lebih bagus dari pada bapak – bapak. Setelah membuat proposal dikumpulkan kepada UPK lalu UPK menjadwalkan verifikasi. Verifikasi itu yang pertama adalah administrasi dan yang ke dua adalah verifikasi lapangan. Administrasi tentang kelengkapan dokumen, nanti kalau kurang dikembalikan. Untuk KSM sendiri ditujukan bagi warga Banyuanyar tetapi di khususkan untuk warga yang kurang mampu. Tapi kurang mampunya acuan dari pemetaan swadaya jadi bukan pakai BPS pemetaan swadaya istilahnya versi PNPM sama versi BPS. PS 2 adalah versi PNPM. Kalau dari BPS dari KK miskin itu. Kalau PS 2 pakai SK Walikota. Kalau verifikasi lapangan itu apabila sudah lolos tim terjun lapangan dikaji betul ada atau tidak punya usaha dagang. Misalnya punya usaha dagang betul atau ndak punya usaha dagang, bisa dilihat disana ada usaha bengkel lalu usaha apa lagi dilihat, maksudnya mencocokkan proposal dengan kenyataan di lapangan kemudian anggota verifikasi itu UPK dengan Badan Pengawas UPK dan anggota LKM.
Setelah di verifikasi lapangan kemudian beberapa proposal di verifikasi, selanjutny UPK mengadakan rapat verifikasi dan mengundang LKM, yang namanya rapat verifikasi, rapat ini khusus mengenai hasil lapangan. Kemudian di musyawarakan, ow kelompok sana bagus KSM nya ya kita gulirkan dana tersebut ke KSM tersebut, kalau KSM nya jelek ya kita tahan dulu dananya. Yang bagus di salurkan, yang kurang bagus tidak disalurkan. Untuk kriterianya misalnya tidak kesesuaian proposal dengan kenyataan, misalnya di proposal berkata dagang sayur tetapi kenyataannya tidak ada, yang khususnya yang punya usaha nanti pengambaliannya dari usaha itu. Setelah rapat verifikasi lalu hasil rapat mendatangkan berita acara, rapat LKM yang menyatakan bahwa KSM A disetujui sekian juta, KSM B sekian juta, jadi setiap KSM beda – beda, itu kadang – kadang dari anggota LKM, KSM A kok meragukan pemberian awalnya seharusnya 500.000 ribu per orang, tapi karena KSM A ini meragukan lalu diberi 300.000 dulu, tapi minimal kalau KSM nya dapat di percaya diberi 500.000 awal – awalnya tapi untuk pengguliran berikutnya dapat meningkat menjadi satu juta.
Yang 500.000 itu daasarnya dari fasilitator maksimal 500.000 dulu. Nek saya bukunya belum pernah baca tapi istilah di juklak saya tidak paham. Awal mula 500.000 itu dari juknis ndak ada, awal mulanya ditentukan oleh fasilitator tapi setelah itu bisa meningkat. Saya menangkapnya begini alas an mereka member 500.000 itu istilahe jangan banyak – banyak dulu kelompok dibatasi. Kemudian pengawasanne penak ibaratnya kalau ngurusi wong 5 ma wong sepuluh enak ngurusi wong piro ? Yo wong 5. UPK anggota ada tiga, perempuan dua, laki – laki satu. Biasane sing sabar ibu – ibu nek bapak – bapak ra sabar, terus pemilihanne disepakati dalam forum.
Fasilator itu seperti di tenderkan atau pemenangnya dari perusahaan Semarang lalu kemudian merekrutkan termasuk kot – kot itu, dibawahnya ada ascot dibwahnya ada fasilitator. Perusahan itu menang kontrak lalu memilih fasilitator. Disini fasilitatornya mbak Novita yang dari Klaten. Kalau LKM sendiri tu contoh fungsinya kan gak mungkin satu warga Banyuanyar di kumpulkan ya lalu di wakili LKM itu. LKM kan mewakili masyarakat istilahnya LKM yang menjalankan program dan fasilitator sebagai yang memfasilitasi. Jadi LKM dari masyarakat Bayuanyar, kalau fasilitatornya dari orang luar Banyuanyar.
Dana yang di gulirkan itu asalnya dari APBD. Jadi fasilitator di bayar perusahaan dana modal itu dari APBN, APBN di cairkan ke KPPN, KPPN itu Kantor Perbendaharaan Pembayaran Kas Negara. Kemudian dari sana LKM mencairkan dana lewat program menganjurkan ke KPPN kemudian doi cairkan lewat LKM ini bantuan langsung ke masyarakat jadi tidak lewat fasilitator langsung ke rekening LKM. Jadi setelah dirapatkan di setujui kemudian UPK menjadwal pencairannya, kemudian uangnya ambil dari rekening yang diambil LKM.
Dulu awal – awal program dikasih waktu hingga cepet sekali masuk langsung di verifikasi dirapatkan dulu sampai rapatnya dua kali seminggu sekarang rapatnya sebulan sekali. Sosialisasi khusus KSM di lokasi KSM itu kalau sosialisasi tingkat kelurahan ada sendiri. Jadi jenjangnya kelurahan kemudian RT atau RW. Setelah pencairan serahkan ke UPK lalu UPK punya bukti – bukti pencairannya, kemudian pejanjiannya dari fasilitator itu pengembaliannya 10 bulan alasannya biar gampang ngitunge. Kan misalnya dibagi 10 tu biar bulat hasilnya ,memang betul saya pernah menangani di daerah lain dibagi 12 hasilnya rupiah lima rupiah, sepuliuh rupiah jadi bingungng.
Yang 500.000 itu tidak dipotong 25.000, tapi 25.000 itu untuk tanggung renteng, kadang – kadang salah menterjemahkan, nek di potong hilang tapi kalau tanggung renteng kan kalau sudah selesai pinjaman di kembalikan. Tabungan tanggung renteng itu nanti fungsinya ada salah satu anggota yang macet kan bisa untuk nutup dulu nanti agar tidak terjadi kemacetan di kelompok itu. Disini kan tidak ada jaminan ya yang dipakai jaminan itu ya tanggung renteng itu. Ada sanksi juga kalau tidak isa mengembalikan berikutnya tidak bisa mengamnbil. Apabila ada kemacetan tabungan tanggung renteng tidak bisa menutupi, kan kelompok itu urunan .
Waktu pencairan semua KSM, dulu kan pencairan masal diambil ke kelurahan, kalau misalnya bisa aja datang ke KSM . Intinya dalam penyaluran itu dana harus diterima langsung kepada anggotanya. Pada penyaluran diundang semua tapi pada saat pengangsuran bisa diwakili ketua KSM. Ke UPK.
Pembentukan LKM dari wakil msayarakat. Dulu ada fasilitator ada program rencananya membentuk LKM. Kemudian dari wakil – wakil RT, kemudian RT mewakilkan 5 orang. Per RT mewakilkan 5 orang didikan calon LKM di Kelurahan Banyuanyar. Kemudian telah sampai di Kelurahan di lakukan voting, ya nanti diambil 13 terbanyak. Masuk anggota LKM jadi anggota LKM ada 13 kenapa kok 13 ganjil nek udah di voting ben ora draw. Intinya ganjil sesuai dengan mendekati rw disini kan ada 12 RW maka diambil 13 yang penting ganjil.
Aturan itu dari program kan fasilitator hanya menyampaikan aturan dari program ada bukunya seperti ini fasilitator tinggal menjalankan. Ya gak sama dengan modul apa juknis ini ya nanti disesuaikan dengan kondisi lapangan karena itu kan pemikirannya orang Jakarta, yang tidak pernah terjun di lapangan, kan dari lapangan rumit kagi. Contohnya yaw mbak jumlah anggota KSM 30% wanita, namun pada kenyataan di lapangan semuanya wanita juga tidak apa – apa karena memang wanita lebih berpotensi untuk mengembalikan. Contoh lagi mas, kalau di petunjuk pelaksanaan harusnya tiap KSM harus ada pembukuan, tapi ternyata di lapangan ga ada pembukuan, tapi juga tidak apa – apa, yang penting uang dipinjam dapat diangsur tepat waktu.
Berhasil pinjaman dilihat dari indicator pengambaliannya. Pengambalian lancar ya dianggal berhasil. Indikator itu paling gampang. Kalau mau melihat ekonomi yang meningkat ya sulit. Sementara kalau lancar ya dianggap berhasil. Untuk pelaksanaan sudah sesuai dengan harapan program tapi kadang – kadang yaitu miskinnya beda dalam satu KSM ka nada yang miskin ada yang kaya, kalau ditokke dari KSM kan kita pekewuh. Kalau udah jadi satu KSM ya sudah.
Kalau meningkatkan taraf hidup bisa jadi kan tujuannya untuk meningkatkan taraf hidup mas mbak. Kan dari hasil pantuan kami sebagai LKM yang usaha ibunya, bapak juga bekerja, jadi biar si ibu juga ada kerjaan. Ibunya bisa jualan sayur, kue, macem – macem. Program ini lumayan berhasil kadang – kadang orang kota individualism nya besar, artinya gini kan program ini memberikan bantuan kepada orang miskin untuk pinjaman. Kalau orang kayak an gampangnya untuk aksesnya pinjam uang ke bang, kalau orang miskin tidak ada akses, sehingga difasilitasi program ini tadi.
Pengawasan KSM yaw dari LKM itu, LKM itu kan sebagai pembuat keputusan, pengawasan, jadi dari LKM tidak boleh jadi KSM, karena ga mungkin tow, dia melaksanakan sendiri terus mengawasi sendiri. LKM ada pelatihan, UPK juga ada pelatihan, KSM tida ada pelatihan tapi langsung disosialisasi, dilatih membuat proposal atau cara mengisi blanko tadi. KSM ada pembukuan masuk dan keluar nanti mungkin ada angsuran, pembukuan satu KSM itu ada satu pembukuan. Kalau tidak membuat juga tidak apa – apa soalnya juga ga ada sanksi, tapi nanti kalau di audit nilainya jelek karena pembinaan dari LKM kurang. Kita kan relawan LKM tidak dapat bayaran dari program ini, KSM juga tidak dapat bayaran. Bunga dari UPK itu 1.5%, tapi kalau dari KSM sendiri itu menetapkan bunga 2 % juga ga papa. Tapi tetap yang 1.5% masuk ke UPK dan yang 0.5% persen dapat digunakan untuk system tanggung renteng di KSM tersebut yang dapat dijadikan kas. Tapi yang 0.5% itu terserah KSMnya mau diadakan atau tidak.”
Proses pelaksanaan program pinjaman bergulir diawali dari sosialisasi kepada masyarakat fasilitator dari PNPM mendatangi rapat – rapat RT dan PKK, di khususkan kepada PKK karena ibu – ibu lebih mudah dalam mengelola pinjaman dan mengembalikan pinjaman. Dalam sosialisasi fasilitator PNPM menjelaskan tentang cara pembentukan KSM dan cara pembuatan proposal untuk diajukan ke UPK. Pada tahap awal KSM diberikan blanko usulan pinjaman sebagai proposal untuk mengajukan pinjaman. Setelah proposal diterima oleh UPK, UPK, Badan Pengawas UPK dan LKM kemudian menjadwalkan verifikasi baik itu verifikasi administrasi (blangko / proposal) dan verifikasi lapangan (penyesuaian proposal dengan kenyataan di lapangan). Setelah verifikasi UPK, BPUPK dan LKM mengadakan rapat verifikasi untuk memusyawarahkan KSM mana yang akan menerima pengguliran atau KSM yang di tahan terlebih dahulu. Kemudian dihasilkan ketetapan rapat verifikasi, dimana setiap KSM boleh mengajukan pinjaman yang berbeda – beda dengan ketentuan maksimal Rp 500.000,00 (disesuaikan dengan kondisi KSM ) Dari KSM yang sudah di tetapkan UPK menjadwalkan pengajuan pencairan danamelalui persetujuan dari LKM.
Setelah mencairkan dana pinjaman, UPK membuat bukti pencairan yang mulai diangsur oleh KSM pada bulan yang ke dua setelah menerima pencairan dan saat ini pengangsuran sudah sampai pengangsuran yang ke tiga. UPK menggulirkan lagi dana pinjaman kepada KSM yang baru setelah menerima angsuran dan mendapat dana yang cukup untuk pengguliran pinjaman. Dalam pelaksanaa program ini tidak semua mekanisme harus sesuai dengan jpetunjuk pelaksanaan atau petunjuk teknis. Pelaksanaan atau petunjuk teknis hanya disampaikan fasilitator PNPM kepada masyarakat Banyuanyar. Dan disesuaikan dengan keadaan masyarakat di lapangan semua ketentuan di musyawarahkan bersama. Asalkan pendapat dari musyawarah tersebut tidak menyimpang atau menyalahi aturan dari program PNPM Mandiri Pinjaman Bergulir in
B. PEMBAHASAN
Program PNPM Mandiri Peminjaman Modal Bergulir di Kelurahan Banyuanyar Surakarta sudah berlangsung sejak bulan Februari 2010. Program ini merupakan program dari pemerintah guna memberdayakan masyarakat miskin di Kelurahan Banyuanyar.Dalam Program ini dibentuk Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) sebagai pelaksana,Unit Pengelola Keuangan (UPK) sebagai kontrol pengelola dan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) ysng terdiri dari minimal 5 orang sebagai penerima pinjaman. Untuk mengikuti program ini, masyarakat miskin (KSM) harus mengikuti prosedur-prosedur dan tahapan-tahapan yang telah ditentukan sesuai dengan apa yang tercantum dalam petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis buku pedoman PNPM Mandiri.antara lain anggota diharuskan mengisi formulir dan menyerahkan Kartu Tanda Penduduk serta menandatangani persetujuan sistem pengembalian tanggung renteng dan lain-lain.Kemudian pencairan dana dilakukan oleh UPK melalui persetujuan dari LKM.
Di kelurahan Banyuanyar, terdapat 32 kelompok yang menerima peminjaman modal bergulir tersebut dengan 26 kelompok yang sudah mengangsur tiga kali dari sepuluh kali pengangsuran dan 6 kelompok baru yang menerima pengguliran
Dalam penelitian ini peneliti melakukan penelitian pada salah satu Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yaitu KSM Bone, dengan anggota kelompok: Ibu Prihatin (Ketua), Ibu Endah Wirastuti, Ibu Tukinem, Ibu Paniyem dan Ibu Daryono ( anggota) dimana kelima penerima pinjaman tersebut bekerja sebagai pedagang dan memiliki tingkat keberhasilan pengembalian pinjaman secara tepat waktu setiap tanggal 12. Mereka mendapat informasi program peminjaman modal bergulir ini langsung dari UPK yang kebetulan tinggal satu RT dengan mereka.
Anggota KSM Bone menerima pinjaman sebesar Rp.500.000,00 setiap orang setelah mengikuti persyaratan yang telah ditentukan, dengan potongan sebesar Rp. 25.000,00 untuk tabungan yang nantinya akan dikembalikan kepada anggota KSM jika sudah tidak menerima pinjaman.Selanjutnya tiap anggota diwajibkan mengembalikan angsuran tanggal 12 tiap bulan, sebesar Rp. 57.500,00 sebanyak 10 kali. Apabila nanti kelompok ini mampu mengembalikan tepat waktu secara terus menerus, maka mereka dapat menerima kenaikan pinjaman sebesar Rp. 2.000.000,00. Program ini menurut mereka sangat membantu dalam pengembangan usaha yang telah lama mereka lakukan.
a. Sasaran Program
Sasaran utama pelaksanaan kegiatan pinjaman bergulir adalah rumah tangga miskin (berpendapatan rendah) di wilayah kelurahan/desa LKM/UPK berada, khususnya masyarakat miskin yang sudah diidentifikasi dalam daftar masyarakat miskin. Data yang diperoleh di lapangan menunjukkan bahwa semua yang mendapatkan program rata – rata adalah rumah tangga miskin berpendapatan rendah, Indikator tercapainya sasaran tersebut meliputi:
a. Peminjam berasal dari rumah tangga miskin yang telah diidentifikasi dalam PJM Pronangkis dan telah masuk dalam Daftar PS2.
namun dari hasil wawancara didapatti bahwa yang memperoleh pinjaman tidak hanya rumah tangga miskin saja namun juga rumah tangga yang mampu berpendapatan tinggi. Menurut Ibu Endah Warastuti (28/05/2010) “sing entuk bantuan niku nggih mboten wargi ingkang mboten nggadah mawon, nanging warga ingkang sugih nggih entuk, amargi do meri” (yang mendapat bantuan itu tidak hanya warga yang kurang mampu, tapi warga yang kaya juga mendapat karena iri). Hal ini juga di perkuat dengan pengakuan dari ibu Tukinem (28/05/2010) beliau mengatakan “la niku mas sing sebelah etan kelurahan mboten usaha nopo - nopo nanging nggih entuk bantuan modal bergulir niki.”(iya itu mas yang sebelah timur kelurahan tidak memilikki usaha apa – apa tetapi mereka juga mendapatkan bantuan modal bergulir ini).
Sedangkan menurut LKM, program ini diperuntukkan kepada warga kelurahan Banyuanyar tetapi dikhususkan pada keluarga miskin karena di dalam KSM tidak hanya warga miskin saja yang menjadi anggota, tetapi campuran antara warga miskin dan warga yang sudah mampu. Sebenarnya hal itu tidak sesuai dengan sasaran yang seharusnya tetapi dari pihak LKM sungkan untuk menolak keberadaan anggota KSM yang mampu tersebut.
“Berhasil pinjaman dilihat dari indikator pengambaliannya. Pengambalian lancar ya dianggap berhasil. Indikator itu paling gampang. Kalau mau melihat ekonomi yang meningkat ya sulit. Sementara kalau lancar ya dianggap berhasil. Untuk pelaksanaan sudah sesuai dengan harapan program tapi kadang – kadang yaitu miskinnya beda dalam satu KSM kan ada yang miskin ada yang kaya, kalau ditokke dari KSM kan kita pekewuh. Kalau udah jadi satu KSM ya sudah.” –Agus P, 6 Juni 2010 –
b. Minimum 30% peminjam adalah perempuan
namun dari hasil wawancara dengan ibu Prihatin (28/05/2010) seorang ketua KSM, beliau mengatakan “anggota kula istri sedanten” anggota saya wanita semuanya.
Sementara menurut LKM peminjam tidak harus 30% perempuan melainkan bisa campuran tetapi dikhususkan kepada ibu-ibu karena mereka yang pengembaliannya tertib atau telaten.
“Ya gak sama dengan modul apa juknis ini ya nanti disesuaikan dengan kondisi lapangan karena itu kan pemikirannya orang Jakarta, yang tidak pernah terjun di lapangan, kan dari lapangan rumit lagi. Contohnya yaw mbak jumlah anggota KSM 30% wanita, namun pada kenyataan di lapangan semuanya wanita juga tidak apa–apa karena memang wanita lebih berpotensi untuk mengembalikan.
perempuan saja atau laki–laki saja boleh. Kami memprioritaskan kepada ibu–ibu, karena ibu–ibu pengembaliannya lebih bagus dari pada bapak–bapak..”
Maka untuk kriteria peminjam minimum 30% adalah wanita tidak dapat terlakasana dengan baik, karena melihat kondisi di lapangan, bahwa wanita pengembaliannya lebih baik dan tepat waktu.
c. Para peminjam dari rumah tangga miskin tersebut telah bergabung dalam Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) khusus untuk kegiatan ini beranggotakan minimal 5 orang. Indikator ini sudah sesuai dengan hasil temuan di lapangan bahwa anggota KSM Bone sudah beranggotakan 5 orang. Akan tetapi anggota KSM dapat beranggotakan antara 5 sampai dengan 10 orang. Namun, dalam pelaksanaan hanya menggunakan 5 orang dalam satu kelompok agar lebih mudah dalam pemantauannya.
Menurut Ibu Endah beliau memaparkan sebagai berikut:
"Awale kula ditawari kaliyan Mas Anjas (UPK) supaya nderek program niki, mboten enten pengumuman saking kelurahan, kula diken nggolekne tiang limo supaya nderek program niki...nggih pun kula ngajak Bu Prihatin, Bu Barno (Bu Tukiyem), Mak Tyo (Bu Poniyem), kaliyan Bu Mar.
(Awalnya saya ditawari oleh Mas Anjas supaya mengikuti program ini, tidak ada pengumuman dari kelurahan, saya disuruh mencari lima orang agar mengikuti program ini...ya sudah saya mengajak Bu Prhatin, Bu barno (Bu Tukiyem), Mak Tyo (Bu Poniyem), sama Bu Mar. )
Sedangkan menurut LKM
“Untuk sosialisasinya tu diadakan pertemuan KSM, KSM itu kan Kelompok Swadaya Masyarakat beranggotakan minimal 5 – 10 orang itukan berkumpul setelah berkumpul, lalu dari fasilitator PNPM atau UPK datang lalu menjelaskan. Biasanya sosialisasi itu di barengi dengan pertemuan RT atau PKK, kenapa kita pakai PKK karena pinjamannnya kepada ibu – ibu lebh mudah, lebih bagus pengembaliannya.”
-Agus P., 6 Juni 2010-
d. Akses pinjaman bagi KSM peminjam yang kinerja pengembaliannya baik terjamin keberlanjutannya baik melalui dana BLM maupun melalui dana hasil chanelling dan kebijakan pinjaman yang jelas. Para anggtota KSM Bone telah dapat mengvembalikan angsuran sesuai dengan tanggal yang telah disepakatti yaitu tanggal 12. Kalau mereka bisa mengembalikan tepat waktu terus menerus pada peminjaman modal berikutnya mereka akan mendapatkan pinjaman modal sebesar Rp 1000.000,00 sampai dengan Rp 2000.000,00.
Nek kelompok kulo saget mbayar ben sasi, nek saget mbayar rutin, sok isoh entuk pinjaman maksimal 2000.000 mbak, mas. (Kalau kelompok saya bisa melunasi setiap bulan, kalau bisa membayar rutin, besok bisa mendapat pinjaman maksimal 2 juta.) – Ibu Prihatin, 28 Mei 2010-
“kalau KSM nya dapat di percaya diberi 500.000 awal – awalnya tapi untuk pengguliran berikutnya dapat meningkat menjadi satu juta.”
-Agus Purwanto, 6 Juni 2010-
b. Kesesuaian usaha yang dilakukan dengan perencanaan program
Perencanaan program pinjaman bergulir PNPM Mandiri perkotaan di Banyuanyar bertujuan untuk menyediakan akses layanan keuangan kepada rumah tangga miskin dengan pinjaman mikro berbasis pasar untuk memperbaiki kondisi ekonomi mereka dan membelajarkan mereka dalam hal megelola pinjaman dan menggunakannya secara benar.
“Ya sebenarnya rencana dari pinjaman bergulir itu untuk memberikan pinjaman keuangan untuk memperbaiki kondisi ekonomi keluarga miskin tapi orang – orang yang sudah berduit tu lo mbak mas juga meri mereka ingin dapat juga. Na…kalau bentuk usaha – usaha peminjaman modal bergulir itu ya pertamanya membentuk LKM, UPK, terus baru membentuk KSM lalu juga ada sosialisai itu usaha – usaha nya mbak”-Wawancara dengan bapak Agus Purwanto 6 juni 2010 -
Jadi dapat dilihat bahwa usaha – usaha yang dilakukan untuk mendukung perencanaan program diawali dari pembentukan LKM yang terbentuk dari wakil masayarakat. Kemudian dibentuk pengawas UPK setelah itu baru dibentuk UPK. Kemudian barulah dibentuk KSM.
“Dulu ada fasilitator ada program, rencananya membentuk LKM. Kemudian dari wakil – wakil RT, kemudian RT mewakilkan 5 orang. Per RT mewakilkan 5 orang djaidikan calon LKM di Kelurahan Banyuanyar. Kemudian telah sampai di Kelurahan di lakukan voting, ya nanti diambil 13 terbanyak. Masuk anggota LKM jadi anggota LKM ada 13 kenapa kok 13 ganjil nek udah di voting ben ora draw. Intinya ganjil sesuai dengan mendekati RW disini kan ada 12 RW maka diambil 13 yang penting ganjil.”
- Wawancara dengan bapak Agus Purwanto 6 juni 2010 -
Usaha yang telah dilakukan untuk tahap pemberian pinjaman dalam perencanaan program pinjaman bergulir ini melalui 6 tahapan antara lain : tahap pengajuan pinjaman, pemeriksaan pinjaman, putusan pinjaman, realisasi pinjaman, pembinaan pinjaman dan pembayaran pinjaman (Modul Khusus Komunitas PNPM Mandiri Perkotaan, C 19, Pinjaman Bergulir : hal 11) telah terlaksana dengan baik.Karena dari hasil penelitian, tiap anggota KSM yang telah kami wawancarai telah memenuhi prosedur sebagai penerima pinjaman dan melalui tahapan – tahapan tersebut. Sampai saat ini sudah ada 26 KSM yang menerima pinjaman sudah melakukan tiga kali angsuran dan 6 kelompok yang sudah menerima pengguliran pinjaman.
“ Kulo riyin diparingi blanko kosong saking Pak Anjas (UPK), diken ngisi nami kaliyan liya – liyane, trus diken tanda tangan perjanjian dan persetujuan sistem tanggung renteng di atas materai ingkang sampun kulo tuku.sak sampunne niku, Kulo angsal undangan saking kelurahanan, tapi diwakili ketuanipun, tirose diparingi penjelasan masalah pinjaman niki.Kulo dibebani angsuran Rp.57.500,- saben tanggal kaleh welas, Alhamdulillah kelompok Kulo niki sregep mbayare, dadose mesti tepat waktu.” ( Saya dulu diberi blanko kosong dari Pak Anjas ( UPK), disuruh mengisi nama dan lain - lainnya, kemudian disuruh tanda tangan perjanjian di atas materai yang sudah saya beli.Setelah itu, Saya mendapat undangan dari kelurahan, tapi diwakili ketuannya, katanya diberi penjelasan masalah pinjaman ini.Saya dibebani angsuran Rp.57.500,- setiap tanggal dua belas.Alhamdulillah kelompok Saya ini rajin membayarnya, jadinya pasti tepat waktu)
– Endah Waraswati, 28 Mei 2010 -
Dari program ini, tiap anggota KSM yang kami wawancarai mampu mengembangkan usaha yang telah lama mereka jadikan mata pencaharian sehingga hal ini sesuai dengan tujuan pinjaman dana bergulir yang menyediakan akses layanan keuangan kepada rumah tangga miskin dengan mikro berbasis pasar untuk memperbaiki kondisi ekonomi mereka. “ Saking pinjaman niki nggih genah bermanfaat ngge usaha Kulo, sak niki penak banget Mas, angsal Rp.500.000,-, lumayan ngge tambah modal, gek ngangsure gur Rp.57.500,- saben wulan, niku Kulo taksih sanggup.” (Dari pinjaman ini sudah pasti bernmanfaat bagi usaha Saya, sekarang enak banget Mas, dapat Rp.500.000,- lumayan untuk tambah modal, dan mengangsurnya hanya Rp.57.500,- tiap bulan, itu saya masih sanggup.)
- Ibu Prihatin, 28 Mei 2010 -
c. Efisiensi dan Efektivitas Pelaksanaan
Sampai saat ini sudah ada 26 KSM yang menerima pinjaman sudah melakukan tiga kali angsuran dan 6 kelompok yang sudah menerima pengguliran pinjaman. Dari program ini, tiap anggota KSM yang kami wawancarai mampu mengembangkan usaha yang telah lama mereka jadikan mata pencaharian.
“ Saking pinjaman niki nggih genah bermanfaat ngge usaha Kulo, sak niki penak banget Mas, angsal Rp.500.000,-, lumayan ngge tambah modal, gek ngangsure gur Rp.57.500,- saben wulan, niku Kulo taksih sanggup.” (Dari pinjaman ini sudah pasti bernmanfaat bagi usaha Saya, sekarang enak banget Mas, dapat Rp.500.000,- lumayan untuk tambah modal, dan mengangsurnya hanya Rp.57.500,- tiap bulan, itu saya masih sanggup.) Modalle niku lo mbak ajeng kulo enggo ndamel spanduk lan nggawe grobak. Kulo nggih rencana anjeng mbukak warung Mie ayam. (Modalnya itu mbak untuk saya membuat spanduk dan membuat grobak. Saya juga ada rencana membuka warung mie ayam.)
- Ibu Prihatin, 28 Mei 2010 -
Dari petikan wawancara diatas dapat kita lihat bahwa dengan pinjaman bergulir ini sudah dapat meningkatkan perekonomian KSM tersebut, dapat dilihat bahwa Ibu Prihatin yang pertamanya hanya berjualan wedangan sudah memilikki rencana untuk membuka warung mie ayam. Jadi program pinjaman bergulir tepat guna bagi mereka yang memiliki usaha, karena usaha mereka dapat lebih berkembang. Dari wawancara yang dilakukan, kelima anggota KSM tersebut mengatakan bahwa pinjaman bergulir ini bermanfaat.
“Kulo nggih merasa terbantu banget, nggih memacu kulo dingge usaha meneh. Harapan kulo nggih setelah kulo saget ngangsur 500.000 niki kulo angsal pinjaman malih mbak mas.” ( saya juga merasa terbantu sekali, ya memacu saya untuk usaha lagi. Harapan saya setelah saya mengangsur Rp 500.000,00 ini saya dapat pinjaman lagi mbak, mas)
-Ibu Prihatin, 28 Mei 2010-
Program Modal Bergulir ini dilaksanakan dengan cara pengembalian tanggung renteng yakni pengembalian uang dengan apabila ada salah satu anggota yang tidak bisa membayar, uang tanggung renteng itu bisa diambil dari tabungan 25.000 itu per anggota, tapi bisa juga para anggota KSM tersebut urunan, maka anggota yang lain ikut serta menanggung beban dari angota yang tidak bisa membayar tersebut supaya pengembalian uang dapat tepat waktu dan modal tersebut dapat diputarkan kepada kelompok yang lain. Dalam KSM Bone pengembalian angsuran selalu dilakukan tepat waktu, dan menggunakan system tanggung renteng tersebut. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh ibu Endah Waraswati “ nggih niku ngangge sistem tanggung renteng mas….nggih supayane saged mbayar tepat waktu,,,yen mboten nggih ngangge cara urunan Rp 2.000,00 saben dinane ben enteng…” (ya itu memakai sistem tanggung renteng mas…supaya bisa membayar tepat waktu…, kalau tidak menggunakan cara mengumpulkan uang Rp 2.000,00 setiap hari supaya ringan)
d. Efisiensi dan Efektivitas Sumber Daya yang Digunakan
Program yang dilaksanakan sebenarnya sudah berjalan dengan baik, sosioalisasi langsung kepada masyarakat. (hal, 27: 1) Masyarakat mendapatkan informasi dari orang – orang terdekat yang bertugas dalam program ini kemudian menyebarkan informasi dari mulut ke mulut. Ibu Prihatin selaku ketua KSM Bone mengatakkan bahwa “ kelurahan mboten nate ngekei pengumuman,, entuke informasi nggih saking pak Anjasmanto ( ketua UPK )..” ( Kelurahan tidak pernah meberikan informasi, informasi hanya dari Pak Anjasmanto selaku ketua UPK). Sedangkan Ibu Endah Waraswati mengatakan bahwa “ aku entuk info saka mas Anjas, terus aku dikon golek wong lima nggo melu program iki terus ngisi formulir karo tandatangan neng materai,, terus sing dadi ketuane nggih niku Bu Prihatin sing dodol wedang iku..” ( Saya dapat info dari mas Anjas, lalu saya disuruh cari orang lima untuk ikut program ini lalu disuruh mengisi formulir dan tanda tangan di materai, lalu yang jadi ketuanya adalah Ibu Prihatin yang jual minum itu).
Sedangkan Ibu Daryono mengatakan “Ow pemijaman modal bergulir itu to mbak, saya dulu taunya lewat PKK.”
Sedangkan menurut ketua LKM “Biasanya sosialisasi itu di barengi dengan pertemuan RT atau PKK, kenapa kita pakai PKK karena pinjamannnya kepada ibu – ibu lebh mudah, lebih bagus pengembaliannya.”
Jadi efektivitas dan efisiensi sumber daya manusianya sendiri dalam hal melakukan sosialisasi dalam pinjaman bergulir ini sudah efektif. Lalu dari KSM nya sendiri juga ikut sosialisasi, baik itu melalui pertemuan PKK maupun sosialisasi dari UPK dibawahi langsung dari LKM.
Dapat dilihat pula bahwa KSM Bone telah efektif dan efisien dalam menjalankan uang yang didapat dari Program pinjaman bergulir ini. Uang yang didapatkan dipergunakan untuk memperkuat usaha agar lebih baik. Mereka berusaha agar untuk memberdayakan diri untuk menjadi lebih baik.
Indikator yang dipakai dalam Program Pinjaman Bergulir ini adalah indikator accesbilitas. Indikator accesbilitas adalah menunjukkan apakah sesuatu yang ada itu dapat benar – benar terjangkau oleh mereka yang memerlukannya. Pinjaman Bergulir ini diberikan kepada mereka warga masyarakat yang kurang mampu, jadi hal ini sesuai dengan indicator accesbilitas. Bagi warga yang mendapatkan pinjaman ini digunakan untuk modal usaha agar perekonomian didalam keluarganya menjadi lebih baik. Disisi lain indikator keterjangkauan ini dilihat dari kemampuan KSM tersebut dalam pengembalian angsuran, dengan kata lain bisa dijangkau oleh KSM tersebut, karena beban angsuran yang ditetapkan tidak berat dan pengembaliannya tepat waktu.
Dalam program Pinjaman Bergulir PNPM Mandiri perkotaan di Banyuanyar, pelaksana program menggunakan strategi pemberdayaan masyarakat aras mezzo dari Parson. Dilakukan pada sekeompok klien dengan menggunakan kelompok sebagai media intervensi. Strategi ini untuk meningkatkan kesadaran, pengetahuan, ketrampilan dan sikap – sikap klien agar kemampuan memecahkan masalah yang dihadapi adalah dengan melakukan pendidikan dan pelatihan.Kelompok yang dimaksud dalam program ini adalah Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM), sedangkan kemampuan memecahkan masalah yang dihadapi adalah dengan adanya sistem tanggung renteng, dimana di dalam kelompok saling membantu dalam mengembalikan angsuran. Melalui program ini diharapkan masyarakat di Banyuanyar memiliki kemampuan dalam memberdayakan diri mereka , khususnya di bidang usaha kecil. Dari program yang sedang berjalan, sudah dicapai tujuan secara efektif dan efisien serta menjangkau masyarakat kurang mampu di Banyuanyar.
BAB III
PENUTUP
C. KESIMPULAN
Kemiskinan menjadi salah satu masalah utama di Indonesia khususnya di wilayah perkotaan. Salah satu wilayah yang memilikki permasalahan kemiskinan tersebut adalah di Kota Solo. Berbagai upaya dari pemerintah sudah dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan kemiskinan tersebut. Tetapi pada kenyataanya masalah tak kunjung terselesaikan, karena masih banyak sector yang harus dibenahi. Budaya miskin masyarakat Indonesia juga menghambat upaya penyelesaian masalah kemiskinan.
Salah satu program pengentasan kemiskinan yang sedang berjalan adalah program PNPM Mandiri Perkotaan, yaitu Pinjaman Bergulir yang diselenggarakan di wilayah Banyuanyar sejak tiga bulan yang lalu, tepatnya bulan Februari 2010. Program tersebut dilaksanakan oleh Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM ) dan dikontrol Unit Pengelola Keuangan (UPK). Dan sebagai pesertanya adalah Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang menjadi sasaran dari program ini, yaitu masyarakat miskin di Kelurahan Banyuanyar.
Secara keseluruhan Program Pinjaman Bergulir ini berjalan sesuai dengan tujan perencanaan program dan telaksana secara efektif dan efisien. Sudah ada 26 KSM yang menerima pinjaman dan 6 KSM baru yang menerima pengguliran. Namun masih ada beberapa pelaksanaan yang tidak sesuai dengan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis program. Beberapa contohnya adalah warga yang mampu atau sudah cukup mampu masih mendapatkan bantuan tersebut. Padahal sasaran program pinjaman bergulir ini adalah warga yang kurang mampu, dan modal tersebut digunakan untuk berusaha. Selain itu seharusnya anggota KSM yang syaratnya 30% adalah wanita ternyata tidak di jalankan. KSM Bone yang kami teliti ternyata seluruhnya beranggotakan wanita.
Dengan adanya Program PNPM Mandiri Pinjaman Bergulir tersebut, masyarakat di Kelurahan Banyuanyar dapat merasakan manfaat dari Peminjaman. Khususnya, bagi masyarakat yang memiliki usaha kecil, bisa mengembangkan usahanya untuk lebih maju.Merka juga tidak merasa dibebebani oleh angsuran pinjaman, karena bunga yang diberikan cukup ringan dan mampu dipenuhi oleh KSM, yang dapat mengembalikan dengan tepat waktu.Maka, sejauh ini pelaksanaan program dan partisipasi masyarakat dalam Program PNPM Mandiri Pinjaman Bergulir ini, dapat diakatakan mencapai keberhasilan dan memenuhi tujuan program.
B.SARAN
Dari hasil penelitian evaluasi pelaksanaan Program PNPM Mandiri Pinjaman Bergulir, Peneliti memiliki saran - saran seperti peninjauan kembali bagi LKM terhadap petunjuk dan pelaksanaan program agar pelaksanaan program dapat berjalan sesuai prosedur secara lebih efisien dan efektif. Peninjauan terhadap sasaran program juga harus dilakukan, karena masih banyak masyarakat miskin yang belum mendapatkan pinjaman, justru warga yang sudah mampu yang mendapatkan pinjaman. Agar tepat sasaran, maka perlu dilakukan sosialisasi secara menyeluruh di Kelurahan Banyuanyar sehingga masyarakat tahu adanya Program PNPM Mandiri Pinjaman Bergulir ini.
Bagi KSM hendaknya lebih giat dalam menjalankan usaha, agar program Pinjaman Bergulir dapat terus Bergulir ke KSM – KSM yang lain. Dengan Bergulirnya pinjaman ke KSM – KSM yang lain maka masyarakat yang membutuhkan bantuan ini dapat terbantu seluruhnya. Namun kepada warga banyuanyar yang telah mampu diharapkan tidak mengikuti program ini karena masih banyak warga yang kurang mampu yang membutuhkan Pinjaman Bergulir ini.
Perlu adanya kerjasama dan koordinasi yang baik antara Kelurahan Banyuanyar, LKM, UPK, KSM, dan warga masyarakat kelurahan Banyuanyar melalui pertemuan rutin sehingga semua pihak dapat dilibatkan dan berjalan secara menyeluruh serta transparan. Sehingga program PNPM Pinjaman Bergulir ini khususnya bagi warga Banyuanyar dapat berjalan menjadi lebih baik untuk kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Moeleong, Lexi J. 1995. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Jones, Pip. 2003. Pengantar Teori – Teori Sosial Dari Teori Fungsionalisme Hingga Post – Modernisme. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.
Suharto, Edi. 2005. Membangun Masyarakat, Memberdayakan Rakyat : Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial. Bandung : Refika Aditama.
Sutopo, H.B. 1992. Pengumpulan Data dan Modal Analisis Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press.
LAMPIRAN
Interview Guide :
Nama :
Usia :
Status :
Daerah asal :
Pendidikan :
Keadaan Sosial ekonomi :
Tempat tinggal :
Pekerjaan :
Penghasilan :
Jenis Usaha :
Anggota KSM :
Untuk KSM :
1. Bagaiman prosedur yang harus anda tempuh untuk mengajukan peminjaman modal bergulir untuk usaha anda ?
2. Bagaimana tahapan – tahapan dalam pelaksanaan peminjaman Modal bergulir ini? Dan apakah anda sudah memenuhi semua tahapan – tahapan tersebut? Jika belum anda sampai pada tahapan mana?
3. Di awal, pertemuan apakah sudah pernah daidakan diskusi mengnai diskusi “ Mekanisme Peminjaman Modal Bergulir”? jika iya bagaimana prosesnya? Apa yang anda peroleh setelah melakukan diskusi tersebut? Kapan saja diskusi dilakukan?
4. Berapa KSM yang sudah dibentuk dan berapa yang sudah menerima peminjaman modal bergulir?
5. Apakah KSM anda memiliki pembukuan?
6. Apakah anda pernah menyetujui sistim tanggung renteng, apa maksud dari sistim tanggung renteng tersebut?
7. Apakah anda sudah memperoleh pelatihan peminjaman modal bergulir ? apa saja pelatihan
itu ?
8. Apakah anda sudah memenuhi kriteria sebagai KSM mengenai tabungan ? di mana anda menabung ? apakah sebelumnya anda pernah mendapat pelayanan dari lembaga keuangan ?
9. Bagaimana pengaruh peminjaman Modal bergulir ini bagi usaha anda dan kehidupan ekonomi keluarga anda?
10. Bagaimana anda mengetahui ( sosialisasi ) tentang Peminjaman Modal bergulir ini ?
11. Apakah ada fasilitator dalam KSM anda, apa saja tugasnya ?
12. Sudah berapa kali anda megikuti monitoring ? apa saja yang dilakukan di dalam monitoring tersebut ?
13. Apakah anda memiliki masalah dalam peminjaman Modal begulir ini ?
0 komentar:
Posting Komentar